RSS

Kamis, 26 Februari 2015

CERPEN DADDY LONG LEGS




DADDY LONG LEGS

            “Bapak sebagai konsekuensinya tidakkah aku melukai perasaan berharga seseorang. karena itulah aku pikir harus lebih dihargai padahal aku tahu betapa berharganya cinta orang itu.”
To: my Daddy long legs
Panas  matahari diam-diam menyelusup dalam tubuh lewat pori-poriku. Hari ini aku terlambat pergi ke Studio untuk siaran, apa jadinya kalau Bapak Slamet tahu aku terlambat. Peluh kembali mengucur membasahi seluruh kemejaku dan benar juga dengan berkacak pinggang Bapak Slamet sudah berdiri di depan pintu masuk Studio. Aku bingung apakah Aku harus tetap masuk atau pulang tanpa menghiraukannya. tapi dia sudah melihatku, aku mencoba memberanikan diri untuk menghadapinya. Namun entah setan putih apa yang merasukinya. Dia hanya tersenyum dan membiarkan  Aku masuk tanpa menanyakan Aku dari mana. Syukurlah..!!!
            Seperti biasa aku menyapa rekan-rekan kerjaku. Namun suasana, tiba-tiba banjir air mata, mereka semua menangis. Aku bingung apa yang terjadi dengan mereka.
aku bertanya kepada Ninda “Apa yang trejadi”.
            Dia hanya mengatakan “aku terharu Ida”. Aku semakin bingung. namun tiba-tiba Bapak Slamet memanggilku. Aku semakin bingung ada apa ini.
“Selamat Ida, berkat idemu banyak pendengar yang terharu. Mereka semua terkesan atas idemu”. serunya sambil menyuruput kopi hangatnya.
Aku keluar dari ruangan Bapak Slamet dengan bingung.
“ide yang mana?” Bisikku dalam hati
Aku menghampiri Ninda lagi.
“ada apa sebenarnya Ninda?” Tanyaku
“Berkat idemu cewek itu akhirnya happy ending” Jawabnya.
“Maksudnya?” Tanyaku lagi.
“Ternyata selama ini cowok itu juga sangat mencintainya. Barusan dia menelfon ke Studio kita dan dia mengucapkan secara jelas bahwa dia juga mencintai cewek itu”.  lanjutnya.
`Aku bahagia mendengarnya, ternyata selama ini usahaku tidak sia-sia belaka.

To: my Daddy long legs
Bapak, hari ini aku bahagia usahaku tidak sia-sia, aku bisa mempersatukan perasaan cewek itu”.

            Daddy long legs begitulah aku memanggilnya. aku belum pernah bertemu dengannya. tapi dia selalu ada disaat aku butuh, dia seperti malaikat dalam hidupku, dia selalu tahu perasaanku, keadaanku dan semua tentang diriku, dia adalah segalanya dalam hidupku, Dia adalah nomer dua dalam hidupku setelah kedua orangtuaku meninggalkanku sebatang kara karena kecelakaan. Terima kasih tuhan kau telah mengirimnya padaku meskipun sampai saat ini aku tidak tau siapa dirinya dan bagaimana rupanya.
            Malam datang begitu cepat bersama seribu bintang bergelantungan indah mengelilingi rembulan menambah keindahan alam semesta.
“Ida Ida…..!!!” Icha teman sekamarku memanggilku dengan nada panik, tergesa-gesa aku menghampirnya.
“ada apa, cha.?” Tanyaku
“aku terkejut sebuah boneka besar teddy bear sudah ada di kamarku. Pasti dari Daddy long legs mu da???” kata icha.
“Mungkin..” kataku heran.
aku tidak mengerti bagaimana dia bisa mengirimkan boneka itu dan bisa tahu apa yang aku rasakan selama ini. Tapi sekali lagi terima kasih Bapak.
Hari ini, pagiku datang lebih cepat dari pikiranku. hari ini aku libur dari pekerjaan sehari-hariku. Aku mengayuh sepedaku dengan cepat. baru saja aku membeli ceker ayam dipasar. Aku akan segera memasaknya di kost-san. nyam..nyam pasti lezat.
`“Ida…….” seseorang memanggilku. Aku menoleh padanya. dag dig dug.. hatiku berdegup kencang ketika yang kulihat adalah Firman. Ya… dia pangeran impianku. aku sudah menyukainya sejak lama dan dekat dengannya sudah cukup bahagia bagiku. andai saja dia tahu perasaanku.
“Firman, sedang apa disini.?” aku berhenti mengayuh sepedaku dan berjalan menghampirinya.
“Aahhh….tidak aku hanya berkeliling mencari udara segar.” Responnya.
“Oooohhh… Bapak hari ini aku bertemu dengan pangeran impianku.” bisikku dalam hati.
“Ida….hey…” Firman mengagetkanku.
“Eehh…iya ada apa?”
“Duh kok bisa ngelamun kayak gini sich…malu-maluin aja” bisikku dalam hati.
Suasana tiba-tiba hening hanya desiran angin yang menderu-deru.
“Kita ketemu Pertama kali, bagaimana yaa??” Firman membuka percakapan,
“aku jadi malu, waktu itu aku bersikap tolol dalam elevator”. kataku dengan wajah malu.
“Aahh…waktu itu Ida manis sekali ya” Pujinya deg deg deg….. Hatiku bergemuruh serasa ingin meledak. mulutku terkunci. Apa yang dia katakana barusan. apakah ini nyata.
“Eee…eee…..” aku terpaku.
“Ada apa Ida…???” kembali dia bertanya sambil tersenyum manis kepadaku.
“Bapak, Apakah ini nyata”. bisikkku dalam hati.
Firman membawaku ke sebuah tempat. aku begitu terkejut karena yang ku lihat didepanku sekarang ini adalah sebuah taman yang penuh dengan mawar, membuatku terpesona melihatnya.
“Mau denger cerita gak?” Tanyanya.
“Ooh… cerita apa…???” jawabku singkat
aku baca dari sebuah novel. Pertemuan seorang cowok dan seorang cewek sangat buruk. keduanya jatuh cinta. Dan cowok yang tidak suka mengingatkan kenangan mereka ketika bertemu di cafe. dan membawa cewek itu ke taman mawar. lalu dia bilang kepada cewek itu.
 ”kita ketemu disini ya”.
“Aku terheran…kenapa dia bicara seperti itu”. Kataku dalam hati
“Mau nyoba gak?” kata Firman tiba-tiba
“Maksudnya???” tanyaku heran
kita coba ya…”hai.. Aku Firman. senang bertemu denganmu”. Firman mengawalinya
“Senang bertemu juga, aku Ida”. Jawabku
“Sekarang kita ketemu Pertama kalinya dsini ya….” Bisiknya.
“Bapak… apakah cinta datang seperti musim???” gumamku dalam hati.
Aku merasa semuanya baru. langit biru, awan putih dan udara yang melingkupi tubuhku juga.
“Bapak, aku senang sekali hari ini.” Bisikku dalam hati.

,(*),     ,(*),     ,(*),

Pagi yang cerah secerah hatiku pagi ini.
Ting. . .tong…terdengar suara bel. Aku bergegas keluar pintu. sepucuk surat tergeletak…tepat didepan pintu. Kulihat dengan cermat amplop surat disana tertera namaku. Ku bawa surat itu ke dalam kamar.
Aku terkejut melihat surat itu.
 “surat ini bukankah surat yang aku tulis dulu. waktu itu aku hanya. Oret-oretan saja, tapi bagaimana seseorang mengirimkannya padaku. Mungkinkah ini dari Daddy long legs-ku. kalau begitu, bagaimana dengan teddy bear dan pesan dikartu. bagaimana dia tahu dan mengirimnya.bagaimana…siapa sebenarnya Daddy long legs-ku itu…???? siapakah gerangan???”. Gumamku dalam hati
“Kenapa kamu mematung disitu,,,?????” Nadia mengagetkanku.
“Ini…ku suguhkan surat itu padanya”.
“Menurutku Daddy long legs tidak jauh dari kita, dia pasti ada diantara salah satu teman kita. kalau tidak.??? Bagaimna mungkin dia tau semua tentangmu dan segala sesuatu yang terjadi paadamu”.
“Hmmzz…” ku pikir juga begitu.
“Bapak, kalau dia benar-benar ada diantara salah satu temanku. Aku mohon, ku ingin sekali bertemu dengannya, ada sesuatu yang ingin aku katakan, Sinar matahari hari ini sungguh begitu menyengat, Bapak, aku tidak bisa melihat bapak. Aku hanya bisa merasakan kehangatanmu seperti matahari itu” gumamku dalam hati.
“Hai Ida, sedang apa kamu disini.” Tiba-tiba suara itu menghancurkan lamunanku.
“Aah . . akhirnya kita bertemu lagi disini… sedang apa disini.” Tanya Firman
Kami duduk di bawah pohon yang rindang.
“Kenapa kamu kelihatan gelisah ida”. tanya Firman melihat mukaku yang dari tadi murung.
“Aku ingin bertemu dengan Daddy long legs-ku Firman….” Keluhku.
Aku menceritakan semuanya kepada Firman tentang bagaimana aku bisa menyebutnya daddy long legs-ku Karena daddy long legs-ku tidak mau menampakkan drinya padaku.
Tiba tiba saja wajah Firman berubah murung.
“Sudahlah Ida jagan terburu-buru mencarinya jalani hidup saja dengan rajin dan membalas budinya. aku rasa sebaiknya begitu. ketika waktunya tiba kamu pasti akan bertemu dgannya”. kata Firman.
aku terteggun mendengar penuturan Firman.. “hmmz aku rasa sebaiknya emang begitu”.  Kataku. Kmudian Kami berjalan menyusuri lorong-lorong yang sempit.
“Ikut aku yuk” tiba-tiba Firman meraih tanganku dan mengajakku ke suatu tempat.
Gugup dan senang ..hanyalah itu yang ingin aku katakan bapak,
Bapak, tangannya hangat,,, aku sangat senang.
“Dulu aku tinggal disini”  kataku setibanya di sebuah rumah yang tak berpenghuni.
“Benarkah…..????”  tanya Firman
“Iya. . .. .dulu ketika Ayah Ibuku masih hidup…. Tapi sudahlah….untuk apa mengenang masa lalu yang menyakitkan”.
“Tapi disini sungguh indah…. Ya khan????”
Firman hanya mengangguk dengan sesungging senyum yang sangat manis.
Tiba tiba saja Firman ambruk tak sadarkan diri.  aku sangat terkejut dengan keadaan Firman aku mencoba meminta tolong kepada orang-orang sekitar untuk memnghubungi rumah sakit terdekat.

,(*),     ,(*),     ,(*),

Sudah beberapa hari Firman dirumah sakit. Tapi keadaannya  belum pulih.
Hari ini aku pergi ke Studio dengan wajah lesu.
Nadia menghampiriku. “kenapa kamu, ida???”
“Ahh….tidak apa-apa nad.. ku cuma sedikit capek” jawabku sepontan.
“jangan terlalu capek nad dan jaga kesehatanmu” tegurnya.
“ya” Responku.
            “oohh ya hari ini aku akan krumah sakit. jika aku telat kamu makanlah terlebih dahulu tidak usah menghawatirkanku”.  pesannku pada Nadia.
Kemudian aku pergi keruangan Pak Slamat karena kata rekan kerjaku aku disuruh menghadapnya, Ku langkahkan kakiku menuju ruangan pak Slamet meskipun terpaksa..
 “Ida, Bapak ingin bicara dengan mu sebentar masuklah ke ruanganku.” perintah pak Slamet.
“Bapak, ada apa ini … Akankah sesuatu hal buruk akan terjadi padaku, Semua mata tertuju padaku…. Ini aneh  slama ini bapak Slamet tidak pernah sekalipun memanggilku. semoga saja tidak ada hal buruk yang akan terjadi”. Rintihku dalam hati
 “Duduklah…….”  Perintah pak Slamet
“Ada apa bapak memanggil aku kesini….???” tanyaku penasaran.
Kemudian beliau mengambil senbuah kotak besar dan memberikannya padaku..
“Ambil ini…!!!” Perintahnya.
“Apa ini pak…” tanyaku heran.
“Sudahlah buka saja.” Responnya spontan.
Ku membuka kotak besar itu hingga membuatku terkejut melihat isi kotak itu, semua isinya adalah foto-fotoku. Ku berbisik  dalam hati.
“mungkinkah Pak Slamet adalah Daddy Long legs-ku. tapi mulutku serasa terkunci .aku masih terbelenggu melihat foto-fotoku yang ada dikotak itu. semua foto-fotoku mulai dari aku kecil sampai sekarang. dan jg ada sebuah diary kecil, ya  itulah diary aku. tapi bagaimana bisa, itu semua ada di Bapak Slamat…?”
“Mungkinkah Bapak adalah…?” tanpa terasa aku lonntarkan pertanyaan itu.
“Tidak. aku bukanlah orang  yang selama ini kamu cari, bukan aku, Daddy long legs-mu”. kata pak Slamet.
“Selama ini orang yang kamu cari adalah adikku, aku hanya sebagai pengganti sementara”. lanjutnya.
“Pengganti sementara, maksud bapak???” tanyaku heran.
“Ku hanya sebagai pengganti adikku, dia menyuruhku untuk melindungimu dan membuatmu senang disaat kamu sedih seperti apa yang telah dia berikan selama ini. Dia ingin kamu bahagia, dia ingin kamu seperti yang lain. Bisa menghirup udara segar di pagi hari tanpa ada beban hidup yang membelenggu. Sekarang dia ada di rumah sakit, dia merindukanmu, dia ingin bertemu denganmu Karena dia sangat mencintaimu Ida, selama hidupnya hanya mencintai seseorang dan orang itu adalah kamu Ida”. Penjelasannya.
“Apakah Adik Bapak…Firman?.”
“Ya, Dia adalah Adik Bapak…Dia sangat mencintaimmu Ida.”
“Tapi”
Tapi kenapa pak.” Tanyaku.
“Umurnya tidak akan lama, dia terkena penyakit Leukimia dan sekarang sudah stadium 4” Bapak Slamet melanjutkan penjelasannya.
“Kenapa Bapak baru memberitahuku sekarang”  tanpa terasa bulir air mataku membasahi kelopak mata mengalir membasahi pipi ini….
 “kenapa pak,,,??” tanyaku
“Maafkan aku Ida, ini sudah menjadi keinginannya. Dia tidak ingin kamu betambah sedih” jawabnya.
Ku berlari ketempat meja kerjaku untuk meraih sebuah kunci mobil yang ku taruh diatas meja tersebut, dengan deraian air mata yang tak bisa ku bendung membasahi kedua kelopak mata ini, membuat teman-temanku heran melihatku lari seperti orang tidak waras setelah keluar dari ruang Bapak Slamet, ku tak pedulikan pertanyaan yang dilontarkan teman-teman kerjaku karena dalam pikiranku hanyalah seseorang yang sedang berbaring lemah dirumah sakit, tidak lain dia adalah Firman.
Hening di perjalan menuju rumah sakit hanyalah isak tangis yang mewarnai perjalananku, tidaklah lama ku tiba di rumah sakit karena tempat kerjaku tidak begitu jauh dari rumah sakit dimana Firman dirawat, ku parkir mobilku dihalaman rumah sakit dan menuju tempat Respsionis
“Mbak dimana tempat Firman dirawat” tanya ku pada salah satu penjaga ditempat itu.
“Dia sekarang di ruang ICU” jawabnya singkat.
Tanpa basa basi ku berlari menuju ruangan yang telah disebutkan oleh salah satu suster itu, hingga ku tiba di depan pintu ruang ICU tanpa terasa deraian air mataku semakin membasahi kedua pipi ini melihat seseorang yang selama ini aku cari, sekarang berbaring lemah menahan rasa sakit.
“Ya Allah sembuhkanlah dia, berilah dia kekuatan, kesabaran dan panjangkanlah umurnya karena dia adalah orang yang selama ini aku cari, dia adalah Daddy long legs-ku” rintihku dalam hati kepada dzat yang maha penyayang lagi maha pengasih.

,(*),     ,(*),     ,(*),

            Malam yang begitu sepi hanyalah bunyian jangkrik yang mewarnai kesepian malam ini, karena semua penghuni jagad raya sedang istrahat merangkai mimpi-mimpi indah, karena hari esoknya harus mencari rizki untuk menafkahkan keluarganya, berbeda dengan aku yang masih termenung penuh dengan air mata memohon kepada sang pencipta untuk kesembuhan Daddy long legs-ku hingga ku terlelap di atas sejadah tempat ku mengadu dan memohon di Musholla rumah sakit.
“Ida bangun, sudah subuh” suara mengakitkanku yang tak lain dia adalah bapak Slamet saudara Daddy long legs-ku.
“iya” jawabku singkat.
“kamu tidak tidur selaman” tanyanya, dia meliahat kedua mataku memerah tanda bahwa semalan aku tidak tidur.
“gak koq, Pak” jawbaku.
“kamu jangan terlalu capek, jagalah kesehatanmu, bapak khawatir kamu bisa sakit nak” nasihatnya.
“Iya pak” responku singkat.
“Ya udah ambil wudhu’ dulu, kita sholat berjamah serta mendoakan Firman semoga dia cepat sembuh dan diberi kekuatan” perintahnya.
“iya” jawabku.
            Seusai sholat subuh dengan berjamah, kita ke tempat Firman dirawat, dia masih tidak sadarkan diri, dia sangat pucat.
Daddy long legs-ku bangun, selama ini aku mencarimu kemana-kemana, ku juga mencintaimu ku sangat merindukanmu, mengapa kamu tidak pernah mau jujur dan bilang kalau kamu Daddy long legs-ku …” rintihku di dekat telinganya.
Tanpa kusadari air mataku menetes ketangan Firman yang dari tada aku genggam.
Aku bertanya kepada pak Slamet “Mengapa bapak tidak memberi tahu aku sejak dulu tentang siap Daddy long legs-ku yang sebenarnya” Pak Slamet memerhatikanku dari belakang sejak aku berada di tempat itu, beliau tidak merespon pertanyaanku , kelihatannya beliau juga merasakan seberapa sedih hatiku, beliau hanya menyemangatkanku “Sabar nak semoga ada hikmahnya dibalik semua ini”.

,(*),     ,(*),     ,(*),

            Malam-malampun ku liwati dengan menemani deddy long legzku dirmah sakit, angin sepoi-spoi menemani malam-malamku di tempat itu, menunggu keajaiban datang menghampiri tubuh yang awalnya sangatlah perkasa, sekarang lemah tak berdaya diatas sprei putih, memutar memoriku, mengingat kenangan yang indah bersama Daddy long legs-ku karena sejak aku tahu Daddy long legs-ku terbaring lemah bibir ini tak kuasa menebarkan senyumnya lagi, meskipun dulu aku tidak tahu siapa Daddy long legs-ku itu.
“Gimana keadaan Firman, Da???” suara yang tidak asing lagi ku dengar dari belakang membuyarkan lamunanku, tak lain adalah Nadia teman kerjaku.
Ku tak merespon pertanyaan yang diutarakan oleh Nadia, tapi aku memeluknya erat-erat dengan linangan air mata dari kedua mata ini mengalir hingga membasahi bahu Nadia.
“Kamu kenapa, Da???”
Sepatah kata tak bisa ku ungkapakan kepada Nadia hanyalah isak tangis yang menjadi jawaban pertanyaan Nadia, menandakan bahwa aku sedang dalam kesedihan, hingga ku rasakan ada air mata membasahi tubuhku, Nadia juga mengalirkan air mata dari kedua mutiaranya seakan dia mengerti dengan yang terjadi kepadaku meskipun aku belum memberi tahu apa yang yang sebenarnya terjadi kepadaku.
“Kamu kenapa, Da?” tenangkan jiwamu ceritakan semuanya kepadaku, kalau aku bisa membantu, pasti aku akan bantu” Nadia mencoba membuatku lebih tenang.
Daddy long legs, Nad”
“kamu tahu siapa Daddy long legs-mu da???”
“iya Nad, kemarin Bapak Slamet yang mengatakan siapa sebenarnya Daddy long legs  itu Nad”
“terus siapa Daddy long legs itu Da… dan mengapa kamu sedih???”
Daddy long legs adalah Firman Nad, dia masih kritis Nad, aku takut kehilangannya untuk selama-selamanya aku menyesal mengapa aku baru tahu ketika dia berbaring lemah seperti ini Nad”
“Da..! kamu yang sabar, mudah-mudahan tidak terjadi apa-apa dengannya, Amin…”

,(*),     ,(*),     ,(*),

            Waktu begitu cepat berputar tak terasa aku hampir satu bulan mununggu kekasih yang dirindukan melewati masa kritisnya. Aku menenangkan pikiranku dengan mengelilingi taman yang ada di rumah sakit yang tidak jauh dari tampat Daddy long legs-ku.
“Ida….Ida..!!!” suara itu tak lain adalah suara Pak Slamet, membuatku terkejut karena tidak biasanya Pak Slamet memanggilku seperti ini.
“Apa yang terjadi?” lirihku dalam hati. Perasaanku semakin deg..deg…kan.
“ada apa Pak…???” tanyaku heran.
“Firman….Firman… nak” jawabnya singkat.
“apa yang terjadi dengan Firman Pak???”  timpalku.
“kamu yang sabar iya nak, Mungkin ini yang terbaik buat Firman” Nasehatnya.
“Firman kenapa Pak???” hatiku semakin khawatir terhadap Firman dan aku masih belum mengerti apa maksud dari nasehat Pak Slamet.
“Firman kenapa Pak?” tanyaku lagi karena aku belum paham dengan yang dikatakan Bapak Slamet barusan.
“Firman telah dipanggil oleh Sang Maha Pencipta, Nak”.
“Innalillahi Wa Inna Ilaihi Roji’un” deraian air mata tak bisa ku bendung mengalir tanpa terasa membasahi kedua kelopak mutiara ini  karena mendengar seseorang yang selama ini dicari telah meninggalkan untuk selama-selamanya, ku berlari menuju tempat Firman yang berbaring tanpa hembusan nafas untuk melihat Daddy long legs-ku yang terakhir.
“kenapa kamu meninggalkan aku, kenapa kamu tidak memberiku kesempatan lagi melihat senyummu, ku sangat merindukanmu Daddy long legs-ku” bisikku dalam hati.
Bapak Slamet menghapiriku serta menasehatiku agar jiwaku tetap tegar dan tidak sedih lagi.
“Ida, Anakku janganlah terus-terusan menangis, ikhlaskanlah kepergiannya agar dia tenang di alam sana dan Do’akannlah, semoga dia diterima disisi_Nya dan mendapatkan ampunan atas semua kesalahan yang dilakukannya Amin..”
Semua yang terjadi tidak akan pernah lepas dari suratan Takdir Ilahi, maka bersiaplah menerima apapun yang terjadi meskipun manis ataupun pahit karena itu yang terbaik buat kita, jagalah apa yang kita miliki sebelum semua pergi dari kita.


0 komentar:

Posting Komentar