DADDY
LONG LEGS
“Bapak
sebagai konsekuensinya tidakkah aku melukai perasaan berharga seseorang. karena
itulah aku pikir harus lebih dihargai padahal aku tahu betapa berharganya cinta
orang itu.”
To: my Daddy
long legs
Panas matahari diam-diam menyelusup dalam tubuh
lewat pori-poriku. Hari ini aku terlambat pergi ke Studio untuk siaran, apa jadinya
kalau Bapak Slamet tahu aku terlambat. Peluh kembali mengucur membasahi seluruh
kemejaku dan benar juga dengan berkacak pinggang Bapak Slamet sudah berdiri di
depan pintu masuk Studio. Aku bingung apakah Aku harus tetap masuk atau pulang
tanpa menghiraukannya. tapi dia sudah melihatku, aku mencoba memberanikan diri
untuk menghadapinya. Namun entah setan putih apa yang merasukinya. Dia hanya
tersenyum dan membiarkan Aku masuk tanpa
menanyakan Aku dari mana. Syukurlah..!!!
Seperti biasa aku menyapa
rekan-rekan kerjaku. Namun suasana, tiba-tiba banjir air mata, mereka semua
menangis. Aku bingung apa yang terjadi dengan mereka.
aku
bertanya kepada Ninda “Apa yang trejadi”.
Dia
hanya mengatakan “aku terharu Ida”. Aku semakin bingung. namun tiba-tiba Bapak Slamet
memanggilku. Aku semakin bingung ada apa ini.
“Selamat
Ida, berkat idemu banyak pendengar yang terharu. Mereka semua terkesan atas
idemu”. serunya sambil menyuruput kopi hangatnya.
Aku
keluar dari ruangan Bapak Slamet dengan bingung.
“ide
yang mana?” Bisikku dalam hati
Aku
menghampiri Ninda lagi.
“ada apa
sebenarnya Ninda?” Tanyaku
“Berkat
idemu cewek itu akhirnya happy ending” Jawabnya.
“Maksudnya?”
Tanyaku lagi.
“Ternyata
selama ini cowok itu juga sangat mencintainya. Barusan dia menelfon ke Studio kita
dan dia mengucapkan secara jelas bahwa dia juga mencintai cewek itu”. lanjutnya.
`Aku
bahagia mendengarnya, ternyata selama ini usahaku tidak sia-sia belaka.
To: my Daddy
long legs
“Bapak,
hari ini aku bahagia usahaku tidak sia-sia, aku bisa mempersatukan perasaan cewek
itu”.
Daddy long legs begitulah aku
memanggilnya. aku belum pernah bertemu dengannya. tapi dia selalu ada disaat
aku butuh, dia seperti malaikat dalam hidupku, dia selalu tahu perasaanku, keadaanku
dan semua tentang diriku, dia adalah segalanya dalam hidupku, Dia adalah nomer dua
dalam hidupku setelah kedua orangtuaku meninggalkanku sebatang kara karena
kecelakaan. Terima kasih tuhan kau telah mengirimnya padaku meskipun sampai
saat ini aku tidak tau siapa dirinya dan bagaimana rupanya.
Malam datang begitu cepat bersama
seribu bintang bergelantungan indah mengelilingi rembulan menambah keindahan
alam semesta.
“Ida
Ida…..!!!” Icha teman sekamarku memanggilku dengan nada panik, tergesa-gesa aku
menghampirnya.
“ada apa,
cha.?” Tanyaku
“aku
terkejut sebuah boneka besar teddy bear sudah ada di kamarku. Pasti dari Daddy
long legs mu da???” kata icha.
“Mungkin..”
kataku heran.
aku
tidak mengerti bagaimana dia bisa mengirimkan boneka itu dan bisa tahu apa yang
aku rasakan selama ini. Tapi sekali lagi terima kasih Bapak.
Hari
ini, pagiku datang lebih cepat dari pikiranku. hari ini aku libur dari pekerjaan
sehari-hariku. Aku mengayuh sepedaku dengan cepat. baru saja aku membeli ceker
ayam dipasar. Aku akan segera memasaknya di kost-san. nyam..nyam pasti lezat.
`“Ida…….”
seseorang memanggilku. Aku menoleh padanya. dag dig dug.. hatiku berdegup
kencang ketika yang kulihat adalah Firman. Ya… dia pangeran impianku. aku sudah
menyukainya sejak lama dan dekat dengannya sudah cukup bahagia bagiku. andai
saja dia tahu perasaanku.
“Firman,
sedang apa disini.?” aku berhenti mengayuh sepedaku dan berjalan
menghampirinya.
“Aahhh….tidak
aku hanya berkeliling mencari udara segar.” Responnya.
“Oooohhh…
Bapak hari ini aku bertemu dengan pangeran impianku.” bisikku
dalam hati.
“Ida….hey…”
Firman mengagetkanku.
“Eehh…iya
ada apa?”
“Duh kok
bisa ngelamun kayak gini sich…malu-maluin aja” bisikku
dalam hati.
Suasana
tiba-tiba hening hanya desiran angin yang menderu-deru.
“Kita
ketemu Pertama kali, bagaimana yaa??” Firman membuka percakapan,
“aku
jadi malu, waktu itu aku bersikap tolol dalam elevator”. kataku dengan wajah
malu.
“Aahh…waktu
itu Ida manis sekali ya” Pujinya deg deg deg….. Hatiku bergemuruh serasa ingin
meledak. mulutku terkunci. Apa yang dia katakana barusan. apakah ini nyata.
“Eee…eee…..”
aku terpaku.
“Ada apa
Ida…???” kembali dia bertanya sambil tersenyum manis kepadaku.
“Bapak,
Apakah ini nyata”. bisikkku dalam hati.
Firman
membawaku ke sebuah tempat. aku begitu terkejut karena yang ku lihat didepanku
sekarang ini adalah sebuah taman yang penuh dengan mawar, membuatku terpesona
melihatnya.
“Mau
denger cerita gak?” Tanyanya.
“Ooh…
cerita apa…???” jawabku singkat
aku baca
dari sebuah novel. Pertemuan seorang cowok dan seorang cewek sangat buruk. keduanya
jatuh cinta. Dan cowok yang tidak suka mengingatkan kenangan mereka ketika
bertemu di cafe. dan membawa cewek itu ke taman mawar. lalu dia bilang kepada
cewek itu.
”kita ketemu disini ya”.
“Aku
terheran…kenapa dia bicara seperti itu”. Kataku dalam hati
“Mau
nyoba gak?” kata Firman tiba-tiba
“Maksudnya???”
tanyaku heran
kita
coba ya…”hai.. Aku Firman. senang bertemu denganmu”. Firman mengawalinya
“Senang
bertemu juga, aku Ida”. Jawabku
“Sekarang
kita ketemu Pertama kalinya dsini ya….” Bisiknya.
“Bapak…
apakah cinta datang seperti musim???” gumamku dalam hati.
Aku
merasa semuanya baru. langit biru, awan putih dan udara yang melingkupi tubuhku
juga.
“Bapak,
aku senang sekali hari ini.” Bisikku dalam hati.
,(*), ,(*), ,(*),
Pagi
yang cerah secerah hatiku pagi ini.
Ting. .
.tong…terdengar suara bel. Aku bergegas keluar pintu. sepucuk surat
tergeletak…tepat didepan pintu. Kulihat dengan cermat amplop surat disana
tertera namaku. Ku bawa surat itu ke dalam kamar.
Aku terkejut
melihat surat itu.
“surat ini bukankah surat yang aku tulis dulu.
waktu itu aku hanya. Oret-oretan saja, tapi bagaimana seseorang mengirimkannya
padaku. Mungkinkah ini dari Daddy long legs-ku. kalau begitu, bagaimana dengan
teddy bear dan pesan dikartu. bagaimana dia tahu dan
mengirimnya.bagaimana…siapa sebenarnya Daddy long legs-ku itu…???? siapakah
gerangan???”. Gumamku dalam hati
“Kenapa
kamu mematung disitu,,,?????” Nadia mengagetkanku.
“Ini…ku
suguhkan surat itu padanya”.
“Menurutku
Daddy long legs tidak jauh dari kita, dia pasti ada diantara salah satu
teman kita. kalau tidak.??? Bagaimna mungkin dia tau semua tentangmu dan segala
sesuatu yang terjadi paadamu”.
“Hmmzz…”
ku pikir juga begitu.
“Bapak,
kalau dia benar-benar ada diantara salah satu temanku. Aku mohon, ku ingin
sekali bertemu dengannya, ada sesuatu yang ingin aku katakan, Sinar matahari hari
ini sungguh begitu menyengat, Bapak, aku tidak bisa melihat bapak. Aku hanya
bisa merasakan kehangatanmu seperti matahari itu” gumamku dalam hati.
“Hai Ida,
sedang apa kamu disini.” Tiba-tiba suara itu menghancurkan lamunanku.
“Aah . .
akhirnya kita bertemu lagi disini… sedang apa disini.” Tanya Firman
Kami
duduk di bawah pohon yang rindang.
“Kenapa
kamu kelihatan gelisah ida”. tanya Firman melihat mukaku yang dari tadi murung.
“Aku
ingin bertemu dengan Daddy long legs-ku Firman….” Keluhku.
Aku
menceritakan semuanya kepada Firman tentang bagaimana aku bisa menyebutnya
daddy long legs-ku Karena daddy long legs-ku tidak mau menampakkan drinya padaku.
Tiba
tiba saja wajah Firman berubah murung.
“Sudahlah
Ida jagan terburu-buru mencarinya jalani hidup saja dengan rajin dan membalas
budinya. aku rasa sebaiknya begitu. ketika waktunya tiba kamu pasti akan
bertemu dgannya”. kata Firman.
aku
terteggun mendengar penuturan Firman.. “hmmz aku rasa sebaiknya emang
begitu”. Kataku. Kmudian Kami berjalan
menyusuri lorong-lorong yang sempit.
“Ikut
aku yuk” tiba-tiba Firman meraih tanganku dan mengajakku ke suatu tempat.
Gugup
dan senang ..hanyalah itu yang ingin aku katakan bapak,
Bapak, tangannya
hangat,,, aku sangat senang.
“Dulu
aku tinggal disini” kataku setibanya di
sebuah rumah yang tak berpenghuni.
“Benarkah…..????”
tanya Firman
“Iya. .
.. .dulu ketika Ayah Ibuku masih hidup…. Tapi sudahlah….untuk apa mengenang
masa lalu yang menyakitkan”.
“Tapi disini
sungguh indah…. Ya khan????”
Firman
hanya mengangguk dengan sesungging senyum yang sangat manis.
Tiba
tiba saja Firman ambruk tak sadarkan diri.
aku sangat terkejut dengan keadaan Firman aku mencoba meminta tolong kepada
orang-orang sekitar untuk memnghubungi rumah sakit terdekat.
,(*), ,(*), ,(*),
Sudah
beberapa hari Firman dirumah sakit. Tapi keadaannya belum pulih.
Hari ini
aku pergi ke Studio dengan wajah lesu.
Nadia
menghampiriku. “kenapa kamu, ida???”
“Ahh….tidak
apa-apa nad.. ku cuma sedikit capek” jawabku sepontan.
“jangan
terlalu capek nad dan jaga kesehatanmu” tegurnya.
“ya”
Responku.
“oohh
ya hari ini aku akan krumah sakit. jika aku telat kamu makanlah terlebih dahulu
tidak usah menghawatirkanku”. pesannku
pada Nadia.
Kemudian
aku pergi keruangan Pak Slamat karena kata rekan kerjaku aku disuruh
menghadapnya, Ku langkahkan kakiku menuju ruangan pak Slamet meskipun
terpaksa..
“Ida, Bapak ingin bicara dengan mu sebentar
masuklah ke ruanganku.” perintah pak Slamet.
“Bapak,
ada apa ini … Akankah sesuatu hal buruk akan terjadi padaku, Semua mata tertuju
padaku…. Ini aneh slama ini bapak Slamet
tidak pernah sekalipun memanggilku. semoga saja tidak ada hal buruk yang akan
terjadi”. Rintihku dalam hati
“Duduklah…….” Perintah pak Slamet
“Ada apa
bapak memanggil aku kesini….???” tanyaku penasaran.
Kemudian
beliau mengambil senbuah kotak besar dan memberikannya padaku..
“Ambil
ini…!!!” Perintahnya.
“Apa ini
pak…” tanyaku heran.
“Sudahlah
buka saja.” Responnya spontan.
Ku membuka
kotak besar itu hingga membuatku terkejut melihat isi kotak itu, semua isinya adalah
foto-fotoku. Ku berbisik dalam hati.
“mungkinkah
Pak Slamet adalah Daddy Long legs-ku. tapi mulutku serasa terkunci .aku masih
terbelenggu melihat foto-fotoku yang ada dikotak itu. semua foto-fotoku mulai dari
aku kecil sampai sekarang. dan jg ada sebuah diary kecil, ya itulah diary aku. tapi bagaimana bisa, itu
semua ada di Bapak Slamat…?”
“Mungkinkah
Bapak adalah…?” tanpa terasa aku lonntarkan pertanyaan itu.
“Tidak.
aku bukanlah orang yang selama ini kamu
cari, bukan aku, Daddy long legs-mu”. kata pak Slamet.
“Selama
ini orang yang kamu cari adalah adikku, aku hanya sebagai pengganti sementara”.
lanjutnya.
“Pengganti
sementara, maksud bapak???” tanyaku heran.
“Ku
hanya sebagai pengganti adikku, dia menyuruhku untuk melindungimu dan membuatmu
senang disaat kamu sedih seperti apa yang telah dia berikan selama ini. Dia ingin
kamu bahagia, dia ingin kamu seperti yang lain. Bisa menghirup udara segar di pagi
hari tanpa ada beban hidup yang membelenggu. Sekarang dia ada di rumah sakit, dia
merindukanmu, dia ingin bertemu denganmu Karena dia sangat mencintaimu Ida, selama
hidupnya hanya mencintai seseorang dan orang itu adalah kamu Ida”.
Penjelasannya.
“Apakah Adik
Bapak…Firman?.”
“Ya, Dia
adalah Adik Bapak…Dia sangat mencintaimmu Ida.”
“Tapi”
Tapi kenapa
pak.” Tanyaku.
“Umurnya
tidak akan lama, dia terkena penyakit Leukimia dan sekarang sudah stadium 4”
Bapak Slamet melanjutkan penjelasannya.
“Kenapa Bapak
baru memberitahuku sekarang” tanpa
terasa bulir air mataku membasahi kelopak mata mengalir membasahi pipi ini….
“kenapa pak,,,??” tanyaku
“Maafkan
aku Ida, ini sudah menjadi keinginannya. Dia tidak ingin kamu betambah sedih”
jawabnya.
Ku
berlari ketempat meja kerjaku untuk meraih sebuah kunci mobil yang ku taruh diatas
meja tersebut, dengan deraian air mata yang tak bisa ku bendung membasahi kedua
kelopak mata ini, membuat teman-temanku heran melihatku lari seperti orang
tidak waras setelah keluar dari ruang Bapak Slamet, ku tak pedulikan pertanyaan
yang dilontarkan teman-teman kerjaku karena dalam pikiranku hanyalah seseorang
yang sedang berbaring lemah dirumah sakit, tidak lain dia adalah Firman.
Hening
di perjalan menuju rumah sakit hanyalah isak tangis yang mewarnai perjalananku,
tidaklah lama ku tiba di rumah sakit karena tempat kerjaku tidak begitu jauh
dari rumah sakit dimana Firman dirawat, ku parkir mobilku dihalaman rumah sakit
dan menuju tempat Respsionis
“Mbak dimana
tempat Firman dirawat” tanya ku pada salah satu penjaga ditempat itu.
“Dia sekarang
di ruang ICU” jawabnya singkat.
Tanpa
basa basi ku berlari menuju ruangan yang telah disebutkan oleh salah satu
suster itu, hingga ku tiba di depan pintu ruang ICU tanpa terasa deraian air
mataku semakin membasahi kedua pipi ini melihat seseorang yang selama ini aku
cari, sekarang berbaring lemah menahan rasa sakit.
“Ya Allah
sembuhkanlah dia, berilah dia kekuatan, kesabaran dan panjangkanlah umurnya
karena dia adalah orang yang selama ini aku cari, dia adalah Daddy long
legs-ku” rintihku dalam hati kepada dzat yang maha penyayang lagi maha
pengasih.
,(*), ,(*), ,(*),
Malam yang begitu sepi hanyalah
bunyian jangkrik yang mewarnai kesepian malam ini, karena semua penghuni jagad
raya sedang istrahat merangkai mimpi-mimpi indah, karena hari esoknya harus
mencari rizki untuk menafkahkan keluarganya, berbeda dengan aku yang masih
termenung penuh dengan air mata memohon kepada sang pencipta untuk kesembuhan Daddy
long legs-ku hingga ku terlelap di atas sejadah tempat ku mengadu dan
memohon di Musholla rumah sakit.
“Ida bangun,
sudah subuh” suara mengakitkanku yang tak lain dia adalah bapak Slamet saudara Daddy
long legs-ku.
“iya”
jawabku singkat.
“kamu
tidak tidur selaman” tanyanya, dia meliahat kedua mataku memerah tanda bahwa
semalan aku tidak tidur.
“gak koq,
Pak” jawbaku.
“kamu
jangan terlalu capek, jagalah kesehatanmu, bapak khawatir kamu bisa sakit nak”
nasihatnya.
“Iya
pak” responku singkat.
“Ya udah
ambil wudhu’ dulu, kita sholat berjamah serta mendoakan Firman semoga dia cepat
sembuh dan diberi kekuatan” perintahnya.
“iya”
jawabku.
Seusai sholat subuh dengan berjamah,
kita ke tempat Firman dirawat, dia masih tidak sadarkan diri, dia sangat pucat.
“Daddy
long legs-ku bangun, selama ini aku mencarimu kemana-kemana, ku juga
mencintaimu ku sangat merindukanmu, mengapa kamu tidak pernah mau jujur dan
bilang kalau kamu Daddy long legs-ku …” rintihku di dekat telinganya.
Tanpa kusadari
air mataku menetes ketangan Firman yang dari tada aku genggam.
Aku
bertanya kepada pak Slamet “Mengapa bapak tidak memberi tahu aku sejak dulu
tentang siap Daddy long legs-ku yang sebenarnya” Pak Slamet
memerhatikanku dari belakang sejak aku berada di tempat itu, beliau tidak
merespon pertanyaanku , kelihatannya beliau juga merasakan seberapa sedih
hatiku, beliau hanya menyemangatkanku “Sabar nak semoga ada hikmahnya dibalik
semua ini”.
,(*), ,(*), ,(*),
Malam-malampun ku liwati dengan menemani
deddy long legzku dirmah sakit, angin sepoi-spoi menemani malam-malamku di
tempat itu, menunggu keajaiban datang menghampiri tubuh yang awalnya sangatlah
perkasa, sekarang lemah tak berdaya diatas sprei putih, memutar memoriku,
mengingat kenangan yang indah bersama Daddy long legs-ku karena sejak
aku tahu Daddy long legs-ku terbaring lemah bibir ini tak kuasa
menebarkan senyumnya lagi, meskipun dulu aku tidak tahu siapa Daddy long
legs-ku itu.
“Gimana keadaan
Firman, Da???” suara yang tidak asing lagi ku dengar dari belakang membuyarkan
lamunanku, tak lain adalah Nadia teman kerjaku.
Ku tak
merespon pertanyaan yang diutarakan oleh Nadia, tapi aku memeluknya erat-erat
dengan linangan air mata dari kedua mata ini mengalir hingga membasahi bahu
Nadia.
“Kamu kenapa,
Da???”
Sepatah
kata tak bisa ku ungkapakan kepada Nadia hanyalah isak tangis yang menjadi
jawaban pertanyaan Nadia, menandakan bahwa aku sedang dalam kesedihan, hingga
ku rasakan ada air mata membasahi tubuhku, Nadia juga mengalirkan air mata dari
kedua mutiaranya seakan dia mengerti dengan yang terjadi kepadaku meskipun aku
belum memberi tahu apa yang yang sebenarnya terjadi kepadaku.
“Kamu kenapa,
Da?” tenangkan jiwamu ceritakan semuanya kepadaku, kalau aku bisa membantu, pasti
aku akan bantu” Nadia mencoba membuatku lebih tenang.
“Daddy
long legs, Nad”
“kamu
tahu siapa Daddy long legs-mu da???”
“iya
Nad, kemarin Bapak Slamet yang mengatakan siapa sebenarnya Daddy long legs itu Nad”
“terus
siapa Daddy long legs itu Da… dan mengapa kamu sedih???”
“Daddy
long legs adalah Firman Nad, dia masih kritis Nad, aku takut kehilangannya
untuk selama-selamanya aku menyesal mengapa aku baru tahu ketika dia berbaring
lemah seperti ini Nad”
“Da..!
kamu yang sabar, mudah-mudahan tidak terjadi apa-apa dengannya, Amin…”
,(*), ,(*), ,(*),
Waktu begitu cepat berputar tak
terasa aku hampir satu bulan mununggu kekasih yang dirindukan melewati masa
kritisnya. Aku menenangkan pikiranku dengan mengelilingi taman yang ada di
rumah sakit yang tidak jauh dari tampat Daddy long legs-ku.
“Ida….Ida..!!!”
suara itu tak lain adalah suara Pak Slamet, membuatku terkejut karena tidak
biasanya Pak Slamet memanggilku seperti ini.
“Apa
yang terjadi?” lirihku dalam hati. Perasaanku semakin deg..deg…kan.
“ada apa
Pak…???” tanyaku heran.
“Firman….Firman…
nak” jawabnya singkat.
“apa
yang terjadi dengan Firman Pak???”
timpalku.
“kamu
yang sabar iya nak, Mungkin ini yang terbaik buat Firman” Nasehatnya.
“Firman
kenapa Pak???” hatiku semakin khawatir terhadap Firman dan aku masih belum mengerti
apa maksud dari nasehat Pak Slamet.
“Firman
kenapa Pak?” tanyaku lagi karena aku belum paham dengan yang dikatakan Bapak Slamet
barusan.
“Firman
telah dipanggil oleh Sang Maha Pencipta, Nak”.
“Innalillahi
Wa Inna Ilaihi Roji’un” deraian air mata tak bisa ku bendung mengalir tanpa
terasa membasahi kedua kelopak mutiara ini
karena mendengar seseorang yang selama ini dicari telah meninggalkan
untuk selama-selamanya, ku berlari menuju tempat Firman yang berbaring tanpa
hembusan nafas untuk melihat Daddy long legs-ku yang terakhir.
“kenapa
kamu meninggalkan aku, kenapa kamu tidak memberiku kesempatan lagi melihat
senyummu, ku sangat merindukanmu Daddy long legs-ku” bisikku dalam hati.
Bapak
Slamet menghapiriku serta menasehatiku agar jiwaku tetap tegar dan tidak sedih
lagi.
“Ida,
Anakku janganlah terus-terusan menangis, ikhlaskanlah kepergiannya agar dia
tenang di alam sana dan Do’akannlah, semoga dia diterima disisi_Nya dan
mendapatkan ampunan atas semua kesalahan yang dilakukannya Amin..”
Semua
yang terjadi tidak akan pernah lepas dari suratan Takdir Ilahi, maka bersiaplah
menerima apapun yang terjadi meskipun manis ataupun pahit karena itu yang
terbaik buat kita, jagalah apa yang kita miliki sebelum semua pergi dari kita.