RSS

Jumat, 07 September 2018

Laporan PKN 2018 MAKTUBA


BAB I
PENDAHULUAN
A.     LATAR BELAKANG
Dalam dunia kampus mahasiswa dikenal sebagai komunitas yang membawa perubahan. Akan tetapi yang perlu diperhatikan adalah perubahan yang seperti apa? Ini merupakan pertanyaan yang mendasari sikap dan gerak langkah mahasiswa itu sendiri. Kemudian disamping itu,tentu ada langkah kongkrit atau gerakan representatif mahasiswa itu sendiri untuk memberikan perubahan, tentunya perubahan sosial yang diharapkan.Tanggung jawab moral mahasiswa sangat besar sebagaimana yang tertuang dalam Tri Darma Perguruan yang kemudian mewajibkan mahasiswa untuk membawa misi perubahan.
Langkah konkrit untuk memenuhi tanggung jawab mahasiswa untuk merealisasikan ketiga Tri Darma Perguruan Tinggi tersebut, IAI AL-KHAIRAT mengadakan Perkuliahan Kerja Nyata (PKN) sebagai bentuk nyata pengejewantahan Tri Darma tersebut.Kemudian PKN yang digunakan saat ini adalah PKN berbasis PAR (Participatory, Action And Research) yang kemudian diurutkan kedalam urutan kerja sebagai berikut:
1.      Research(Penelitian) ini merupakan tahapan yang melakukan pengecekan suatu permasalahan yang dirasakan oleh masyarakat(warga pesantren), kemudian permasalahan itu dikaji dan didiskusikan kemudian dicarikan solusinya.
2.      Action (Aksi) ini setelah penelitian, kemudian ditindaklanjuti dengan bentuk nyata dan dirumuskan kedalam tahap ini. Setelah itu dicarikan alternatifnya masalah apa yang harus diselesaikan (Program Prioritas) lalu dirumuskan kedalam program kerja yang siap dilaksanakan.
3.      Participatory (Partisipasi) kedua poin diatas akan dilaksanakan secara partisipasi artinya masyarakat harus dilibatkan secara keseluruhan dalam rangka terjadinya perubahan pola pikir masyarakat (warga pesantren).
Ketiga metode PAR ini mahasiswa bisa bersama-sama dengan masyarakat (warga pesantren) dalam menyelesaikan segala permasalahan yang dialaminya. Dalam metode PAR ini asatidz secara keseluruhan terlibat dan mahasiswa menjadi fasilitator, mediator dan motivator untuk memberikan perubahan secara signifikan kepada warga pesantren.
B.     TUJUAN PELAKSANAAN PKN
Disini ada dua yang menjadi tujuan PKN BERBASIS PAR yang terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umumnya adalah untuk meningkatkan peran IAI AL-KHAIRAT dalam memberikan pemberdayaan dan pengembangan kepada warga pesantren melalui pendampingan dalam mewujudkan warga pesantren madani, menuju kehidupan warga pesantren kritis, sosialis dan agamais.
Kemudian tujuan khususnya adalah adanya kesadaran mahasiswa terhadap kehidupan sosial warga pesantren yakni:
1.      Terwujudnya mahasiswa yang mampu memberikan perubahan pola pikir terhadap warga pesantren berdasarkan Al Qur’an, al sunnah dan ilmu pengetahuan umum
2.      Terwujudnya mahasiswa yang peka, simpati terhadap kondisi sosial warga pesantren sesuai dengan syariat Allah.
3.      Terciptanya mahasiswa yang bertanggung jawab dalam menyikapi segala persoalan yang terjadi ditengah-tengah warga pesantren.
4.      Perpaduan potensi yang dimiliki mahasiswa dan warga pesantren dalam merumuskan dan memecahkan persoalan sosial warga pesantren.
C.     SASARAN DAN TARGET PKN
PKN PAR ini bertempat di MAKTUBA BATA-BATA Desa Panaan Kecamatan Palengaan Kabupaten Pamekasan. Secara global kondisi warga pesantren disini mengalami keterbelakangan  baik dalam Ilmu Kitabiyah maupun ilmu pengetahuan serta kurangnya kesadaran mereka akan hidup sosial. Kemudian yang menjadi target PKN PAR ini adalah:
1.      Adanya kesadaran mahasiswa dalam memberikan kontribusi positif terhadap perubahan pola pikir mereka sehingga mampu menerapkan dalam kehidupan sosial dan keagamaan.
2.      Terciptanya   karakter mahasiswa yang sadar akan tanggung jawabnya sebagai agent perubahan dan agent of change.
3.      Terwujudnya pribadi mahasiswa yang peka dengan kondisi sosio- kultural masyarakat.
4.      Terciptanya mahasiswa yang berakhlakul karimah yang akan mampu memberikan pemahaman dan pencerahan keagamaan dalam sosial.
5.      Adanya mahasiswa yang kritis, sosialis dalam mewujudkan warga pesantren yang sadar akan warga pesantren lainya.
D.     SISTEMATIKAPEMBAHASAN
Adapun sistematika pembahasan laporan pertanggung jawaban ini adalah:
BAB I: PENDAHULUAN
A.            Latar Belakang
B.            Tujuan Pelaksanaan PKN
C.            Sasaran dan target PKN
D.            Sistematika pembahasan
BAB II: PROSES PENERAPAN PARTICIPATORY ACTION RESEARCH
A.          Proses perkenalan dengan warga pesantren
B.           Proses Memahami dan Inkulturasi
1.      Observasi
2.       Membangun Komunitas
3.      Membangun Trust (Kepercayaan)
BAB III: DISKRIPSI UMUM PONDOK PESANTREN
A.          Sejarah dan Letak Giografis
B.           Peta Demokratis
1.      Bidang Kepesantrenan
2.      Bidang Pengembangan Usaha
C.           Problematika Umum Masyarakat
1.      Masalah Pelaksanaan Pembelajaran
2.      Masalah Sarana Pendidikan
3.      Masalah Kenakalan Santri
4.      Masalah Kedisiplinan
5.      Masalah Kesadaran Akan Kebersihan dan Lingkungan.
BAB IV: IDENTIFIKASI MASALAH DAN POTENSI DAN KENDALA-KENDALA
A.          Identifikasi Masalah dan Prosesnya
1.         Observasi
2.         Wawancara
B.           Identifikasi Potensi
C.            Identifikasi Kendala
BAB V : REALISASI DAN EVALUASI PROGRAM
A.    Perencanaan
B.     Pelaksanaan
C.     Evaluasi
D.    Program pendekatan dengan masyarakat
E.     Identifikasi Hasil
F.      Kendala-Kendala
1. Kendala Internal (dari Anggota PKN)
2. Kendala Eksternal (dari Pesantren)
3. Lain-lain
BAB VI :     PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Rekomendasi
1.    Kepada Panitia PKN
2.    KepadaLP3M
3.    Kepada Pesantren
4.    Kepada Asatidz
5.    Kepada Santri
LAMPIRAN-LAMPIRAN
FOTO-FOTO DOKUMENTASI
DAFTAR BIOGRAFI PESERTA


BAB II
PROSES PENERAPAN
 PARTICIPATORY ACTION RESEARCH
A.  Proses Perkenalan Dengan Warga Pesantren
Sebagaimana lazimnya orang yang masuk di Daerah orang lain tentu banyak hal yang harus dilakukan.Kemudian langkah awal untuk mengenali warga pesantren tersebut dituntut untuk melakukan observasi secara keseluruhan.Siapapun yang datang berkunjung sekaligus menetap ke tempat orang lain sangatlah penting melakukan proses perkenalan,dimana kami sebagai peserta PKN, untuk membicarakan duduk persoalan tentang apa maksud dan tujuan kedatangan anggota PKN di PonPes tersebut,kemudian dikemas kedalam bentuk rill seperti melakukan perkenalan dengan pihak pengasuh.
Disini kami disambut baik oleh warga pesntren. Tindakan dan langkah kongkrit kami untuk melakukan perkenalan ini seperti:
1.      Ketua pengurus
Disini merupakan langkah awal kami sebagai peserta PKN PAR untuk melakukan silahturahmi. Sebagaimana Ketua Pengurus merupakan orang yang di anggap yang paling utama, karena beliau mengetuai pesantren tersebut. Kemudian kami mengunjungi Kantor Pesantren yang sangat sederhana dan kamipun disambut hangat oleh beliau dan anggota struktur ke bawahnya.
Kemudian kamipun memperkenalkan satu persatu di antara  kami dan beliaupun memberikan beberapa masukan yang salah satunya adalah mari kita bahu membahu dalam membangun pesantren ini supaya terwujudnya santri yang agamis sesuai dengan visi dan misi pesantren.
2.      Kordinator
Langkah kedua adalah melakukan perkenalan dengan setiap Koordinator yang menjabat sebagai Penanggung Jawab setiap tingkatan yang sangat di hargai oleh warga pesantren, sehingga banyak sekali arahan yang beliau sampaikan kepada kami selaku peserta PKN.


3.      Keamanan
Kami peserta PKN bersilahturahmi untuk membicarakan maksud dan tujuan kami serta memperkenalkan kelompok kami sekaligus memintanya untuk diterima sebagai bagian dari warga pesantren ini.
4.      Asatidz
Di samping itu kami juga sempat mengunjungi sekaligus melakukan perkenalan dengan Para Asatidz MAKTUBA BATA-BATA, dan kami juga saling tukar pendapat seperti apa kehidupan para santri disini serta kegiatannya. Disisi lain beliau mengutarakan waktu kedatangan peserta PKN tahun lalu yang banyak sekali melakukan kegiatan yang sangat bermanfaat seperti program kesehatan santri dengan mengadakan seminanar dan lain sebagainya.
5.      Santri
      Berbagai perkenalan yang kami lakukan dengan memakai metode pendekatan agar kedekatan emosional terjalin dengan harmonis, juga kami melakukan pendekatan baik secara formal maupun non formal. Selain itu inisiatif rekan-rekan untuk mengunjungi tiap-tiap kamar sangat luar biasa. Selain itu kami juga memperkenalkan diri lewat Khitobah di Musholla, sehingga keberadaan kami cepat di kenal oleh masyarakat setempat.
B.  Proses Pemahaman dan Inkulturasi
PAR memiliki tiga arti penting yang saling berkaitan antara satu sama lain yang kemudian diartikan kedalam Partisipasi, Aksi dan Riset. Dalam hal ini ketika melakukan riset atau hasil penelitian harus ditindak lanjuti dengan bentuk nyata atau kedalam bentuk aksi. Proses melakukan perubahan sosial tersebut, warga pesantren harus dilibatkan karena disinilah objek untuk melakukan perubahan sosial. Disini merupakan letak partisipasi warga pesantren untuk memecahkan persoalan yang terjadi sehingga lahir perubahan pola pikir ditengah-tengah warga pesantren. Langkah awal sebelum melakukan perubahan sosial, perlu sekali mengenali dan memahami kondisi warga pesantren serta persoalan yang dialaminya. Langkah untuk mengenali kondisi warga pesantren adalah:
1.      Observasi
Observasi merupakan suatu metode pengamatan dimana  tahap ini merupakan tahapan yang paling urgen, karena untuk mengetahui lebih jauh tentang kondisi warga pesantren setempat. Disini observasi yang diambil adalah secara langsung maupun tidak langsung. Observasi langsung seperti keterlibatan dalam mengikuti musyawarah, dan acara-acara lainya.
Mahasiswa secara langsung ikut serta menjadi mediator dalam membangun ide-ide kreatif, sarana komunikasi dan lain-lain. Sedangkan dalam observasi tidak langsung mahasiswa peserta PKN PAR hanya melakukan pengamatan dari luar dan tidak melakukan kegiatan langsung dalam proses kegiatan warga pesantren dalam melakukan kegiatan keseharian dan berbagai aktivitas lainya.
Observasi ini dilakukan oleh kelompok PKN XXIII BERBASIS PAR saat pertama kali datang di MAKTUBA BATA-BATA pada minggu pertama. Hal ini di lakukan dalam rangka membina hubungan antara kami dengan warga pesantren,serta mengambil beberapa informasi yang berkaitan dengan kondisi pesantren setempat. Dari data yang kami peroleh, kemudian kami rembuk kembali dalam satu musyawarah kelompok dalam forum-forum evaluasi.Hal ini dilakukan untuk mengetahui dan memahami secara umum kondisi pesantren setempat.
Kesimpulan yang kami ambil dari data ini belum final, dan kami perlu mengadakan observasi kembali untuk mengukuhkan kesimpulan yang kami ambil dengan melakukan musyawarah dengan kepengurusan pesantren. Setelah data itu di peroleh tentang seluk beluk santri setempat, barulah data tersebut kami exsplor kepada pengurus melalui Forum Kecil-kecilan.Proses pengambilan data tidak dengan cara top down,akan tetapi proses eklsplorasi data tersebut kami lakukan dengan mengajak pengurus untuk berdiskusi dan mencari solusi permasalahan yang pesantren ini hadapi,barulah menentukan skala prioritas persoalan yang paling mendesak untuk secepatnya di antisipasi.
2.       Membangu trus ( Kepercayaan)
Langkah strategis untuk membangun kesadaran sosial kepesantrenan, peserta PKN PAR bertindak sebagai mediator dalam proses perubahan yang diinginkan.Disini kami membangun komunitas-komunitas kecil. Kebetulan kami melihat kondisi Musholla sebagai tempat ibadah yang mengharuskan semua santri untuk melakukan pembersihan tempat ibadah tersebut.
Proses pembentukan komunitas ini dilakukan melalui forum, kemudian disini kami berdiskusi dengan pengurus seperti apa permasalahan yang mereka alami, sehingga dengan proses ini permasalahan-permasalahan yang mereka alami akan diselesaikan secara bersama-sama.
Disamping itu supaya terarah dan terwujudnya keinginan bersama, kami menentukan koordinator yang akan mengkoordinir santri secara keseluruhan.Lalu yang bertindak sebagai koordinatornya adalah Wakil Ketua Bidang Ubudiyah Pesantren atas nama Ust jamiuddin yang sangat berpengaruh.
Terbentuknya komunitas ini dilandasi oleh keluhan-keluhan Asatidz, seperti minimnya pengetahuan keagamaan yang di miliki oleh para santri, ilmu pengetahuan dan hubungan  sosial  yang dilihat dari realita sosial. bahwasannya kebiasaan santri hanya bermain–main yang tidak bermanfaat sehingga membuat waktu tersia–sia baik dalam bidang agama islam, ilmu pengetahun dan hubungan sosial,sehingga memperoleh perbedaan yang sangat urgen dalam lingkungan pesantren, ternyata pengelola di sana sudah menyambut kami dengan apresiatif. Hal ini dapat dilihat dari cara  mereka bersikap saat kami kunjungi dan pada saat kami mananyakan apa ada peserta PKN yang pernah ke sini sebelum kami, beliau menjawab bahwa memang dari tahun sebelumnya juga pernah ada peserta PKN. Dan hal itu tentunya menjadi informasi bagi kami untuk dapat kami jadikan sebagai pedoman dalam berprogram di pondok pesantren maktuba ini untuk membawa perubahan dan untuk menjadi lebih baik dengan usaha dan semua kemampuan yang kami miliki.
      Disamping itu usaha lain yang kami lakukan adalah dengan mendekati ketua LPM (Lembaga Pengendali Mutu) pondok pesantren maktuba. (Ust. kholilurrahman S.Pd.I). Beliau adalah salah satu ustadz berpengaruh di MAKTUBA BATA-BATA sehingga kami dapat lebih mudah untuk berkomunikasi intensif. Di mana dengan kedekatan kami dengan Beliauakhirnya kami banyak mendapatkan solusi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada.  Dan teman-teman yang berbakat dalam bahasa arab dan inggris di minta untuk ikut berperan di setiap pelaksanaan kegiatan pengembangan bahasa secara bergantian. Hal ini membuat pengelola Maktuba tambah percaya kepada kami, dan akhirnya dengan berkat itulah semua program yang kami agendakan  dapat dengan mudah untuk kami jalankan bersama pengelola pondok tersebut. Selain itu, banyak kegiatan partisipasi yang kami lakukan demi menanamkan kepercayaan kepada warga pesantren seperti kerja bakti, ikut membimbing pelajaran dalam pengembangan bahasa Asing, ikut dalam dalam pembangunan pondok, ikut membantu dalam pengembangan usaha Maktuba dan  mendengarkan curhat para santri.
      Dari proses-proses itulah pengurus dan pengelola pondok pesantren maktuba betul-betul menerima kami secara utuh dan menganggap kami merupakan bagian dari pengelola pesantren ini, sehingga kita kelihatan kompak dan dekat dengan  pengelola dan santri. Dari proses-proses pendekatan itulah beberapa konsep PAR kami lakuan melalui wawancara atau penggalian data-data yang terkait dengan kondisi pesantren ini.















BAB III
DESKRIPSI UMUM PONDOK PESANTREN
A.    Sejarah Dan Letak Geografis
      Seiring berjalannya waktu dan bergulirnya zaman dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi yang sangat cepat, maka dalam hal ini dituntut adanya inovasi berupa program percepatan membaca kitab kuning yang praktis dinamis sehingga kelestariannya bisa mengimbangi kemajuan-kemajuan yang ada dan keberadaannya senantiasa “Up to date”.
      Terinspirasi dari metode-metode praktis membaca Al-Qur’an yang selama ini berjalan cukup efektif dan cepat dan objeknya adalah santri kecil, maka untuk ini diperlukan juga metode praktis akseleratif baca kitab kuning, sehingga dalam waktu yang tidak begitu lama, santri kecil berusia dini dapat membaca kitab kuning dengan baik, hal itu karena “ Belajar di waktu kecil laksana mengukir di atas batu “
      Oleh sebab itu MAKTAB NUBDZATUL BAYAN (MAKTUBA) Program Akselerasi Baca Kitab Kuning Bagi Pemula Dan Santri Kecil atau yang lebih dikenal dengan sebutan “Pondok Kecil” Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata memberikan solusi berupa Program Akselerasi Baca Kitab Kuning Bagi Pemula dan Santri Kecil, dengan materi pokok kitab “NUBDZATUL BAYAN” dan kemudian dilanjutkan dengan lembaga yang bernama “Program Takhassus Pasca Maktuba” dengan intensitasnya dalam penguasaan berbagai disiplin ilmu agama.
      Oleh karena selaras dan searahnya Maktab Nubdzatul Bayan dan Program Takhassus dalam aspek intensitas dan spesialisasi dalam berbagai disiplin ilmu agama, maka untuk menciptakan suasana dan nuansa keterikatan, keakraban dan kontinyuitas pembelajaran antara keduanya, dibutuhkan sebuah rencana makro menciptakan sebuah lembaga dengan skala besar, dengan konsep melestarikan yang baik dan menginovasikan yang lebih baik. Untuk lebih teraktualisasinya program-program yang menjadi garapan dari kedua lembaga tersebut, dan hal itu telah tertuang dalam kesepakatan musyawarah yang dilaksanakan pada hari Ahad, 16 Januari 2011, yang dihadiri beberapa petinggi - petinggi PP. Mambaul Ulum Bata-Bata, Dewan Pengasuh, Dewan A’wan, Penanggungjawab, Dewan Ma’hadiyah, Madrasiyah, Taudzifiyah dan Amniyah, serta stake holders dan simpatisan, dengan keputusan berupa penggabungan dua lembaga tersebut.
1.      NAMA LEMBAGA
Nama lembaga: " مكتب نبذة البيان " لرعاية وتأهيل الصبيان
Maktab Nubdzatul Bayan (MAKTUBA)Program Akselerasi Baca Kitab Kuning Bagi Pemula Dan Santri Kecil
Waktu berdiri: Senin, 29 Januari 2007
Bentuk Lembaga: Instansi Sub Kordinasi Dewan Ma'hadiyah Mambaul Ulum Bata-Bata Pamekasan
Akta notaries : R. Ahmad Ramali, Sh.
Sk. Mentri kehakiman RI tgl 28 Juni 1999 no. c-475.ht.03.01-Th. 1999  Sk.Mendagri dan Otonomi Daerah tgl 18 Oktober 2000 no.33-XI-2000 akta tgl 30 Januari 2009 n0. 82
Alamat           : Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata Panaan Palengaan Po. Box 12 Pamekasan 69362 jawa timur Indonesia
Waktu belajar   : Pagi, Sore, dan Malam
Telepon/Hp : (0324)331351 / 087750029565
2.      MOTO, VISI DAN MISI MAKTUBA
MOTO
“Kesopanan Lebih Tinggi Nilainya Dari Pada Kecerdasan:
VISI
“Mencetak pribadi yang berakhlaqul karimah, tafaqquh fiddin, berilmu amaliyah dan berguna bagi agama, Negara dan masyarakat luas”.

MISI
1.      Menjadikan santri sebagai cikal bakal kemajuan agama
  1. Menciptakan kemampuan baca kitab kuning dengan cepat
  2. Menanamkan sikap-sikap & akhlaq islami
  3. Mewujudkan santri potensial agamis
  4. Menciptakan " Life skill " pada setiap pribadi santri
B.     Peta Demokratis
MAKTUBA BATA-BATAmerupakan salah satu Lembaga yang ada di Desa Panaan Kecamatan Palengaan yang letak geografisnya tidak terlalu luas + 2110 Ha. Lembagaini terletak di Pondok Pesantren Mambaul Ulum BATA-BATA.
MAKTUBA BATA-BATA ini terletak +6 Km dari Kota Pamekasan atau sekitar 14 Km dari pusat  Kecematan Pegantenan. Ketika pergi ke Pesantren ini bisa menempuh melalui beberapa arah   melewati Kecamatan Palengaan menuju Kecamatan Pegantenan melewati  Desa Palengaan laok, Desa Rombuh, Desa Kacok dan Desa Potoan laok.
Maktuba Bata-Bata +1200santri yang terdiri dari santri laki-laki semua dan terbagi kedalam tiga tingkatan.
Tingkat yang pertama adalah tingkat At Tanzil, jenjang ini hanya di fokuskan pada santri yg belum bisa baca tulis dan mengaji Al Quran. Dan tingkat yang kedua adalah tingkat Nubdzah yang hanya fokus pada dua disiplin ilmu yaitu nahwu dan shorrof. Sedangkan uktuk tingkat yang terahir adalah tingkat takhossus yang kesemua santrinya adalah santri yang telah menyelesaikan pendidikan di tingkat nubdzah  Dengan rincian jumlah berdasarkan umur seperti dibawah ini:
TINGKATAN
FAN
KITAB PANDUAN
JILID
TARGET HALAMAN
MASA BELAJAR
PONDOK KECIL
النحو والصرف
نبذة البيان
I
JumlahHalaman = 48
-    4 hal x 1 hari   = 12 hari
-    8 hal x 1 hari   =   6 hari
-    16 hal x 1 hari =   3 hari
25 hari*
II
25 hari*
III
25 hari*
IV
25 hari*
V
25 hari*
TAKMILAH

40 hari*
PRAKTEK I

40 hari*
فتح القريب
PRAKTEK II

90 hari*
TAKHASSUS

فرائض
خلاصة الكلام

30 hari*

نظم الرحبية


30 hari*

عروض
المختصر الشافي


30 hari*

بلاغة
قواعد اللغة


40 hari*

جوهرالمكنون

180 hari*
اصول الفقه
شرح الورقات و تسهيل الطرقات
72 hari*

لب الاصول و الوجيز في اصول الفقة و اصول الفقة
(Pengembagan Ushul fiqhi)
180 hari*

قواعد الفقة

فرائد البهية

94 hari*
علوم الحديث
تيسير مصطلح الحديث
63 hari*

علوم التفسير
ضوء التيسير
110 hari*

الحديث

بلوغ المرام

1th*
التفسير

تفسير ايات الاحكام

95 hari*

اسباب النزول

لباب النقول

190   hari*


1.      Bidang Kepesantrenan
Kepengurusan MAKTUBA berada di bawah naungan DEWAN MA’HADIYAH Pon. Pes. Mambaul Ulum Bata-Bata, bagian Koordinasi Badan Otonom, dengan Struktur Personalia Pengurus sebagai berikut :
I.               PENANGGUNG JAWAB
II.            DEWAN PEMBINA
III.          KONSULTAN
IV.         KETUA
V.            WAKIL KETUA
VI.         SEKRETARIS
VII.       BENDAHARA
VIII.    LPM (Lembaga Pengendali Mutu)
IX.         KORDINATOR
a. AT-TANZIL
b. PONDOK KECIL
c. TAKHASSUS
X.           BIDANG-BIDANG
a.       Bimbingan dan Konseling
b.       Pendidikan
c.       Ubudiyah
d.       Keamanan
e.       Kepegawaian
f.        Kesantrian
g.       Pengbakmin (Pengembangan Bakat dan Minat)
h.       Pengembangan Bahasa
i.         Olah raga & Kebersihan Lingkungan Hidup (OKLH)
j.         Sarana Pra sarana
k.       Layanan Umum
l.         Kapdar
m.     Ketua Kamar
Dilihat dari struktur kepesantrenan yang ada tampak jelas bahwa MAKTUBA BATA-BATA ini terorganisir dengan rapi. Akan tetapi dengan tanah itu sumber pendapatan tidak mampu untuk mencukupi kehidupan sehari-hari, karena tanah yang mereka jadikan lahan pertanian hanya bisa dijadikan sebagai lahan tadah hujan, sehingga  penduduk desa ini banyak yang beremigrasi ketempat lain bahkan ada yang menjadi TKI atau TKW untuk pemenuhan kebutuhan ekonomi mereka.
2.      Bidang Lembaga Pendidikan
Pendidikan merupakan tolak ukur sebuah lembaga, di mana kesuksesan peserta didik dapat diketahui dari majunya tingkat penguasaan materi yang diajarkan oleh para pendidik. Tidak terkecuali di MAKTUBA BATA-BATA ini.Dari itu, perlu adanya rumusan pembelajaran sebagai acuan dalam bertindak. Adapun acuan pendidikan di MAKTUBA BATA-BATA diatur sebagaimana berikut:
1.       Jenjang Pendidikan
Adapun jenjang pendidikan yang disediakan di Maktuba Bata-bata meliputi empat program akselerasi:
Ø   Program At-Tanzil (Akselerasi Membaca & Menulis Al-Qur’an dan Latin)
Ø   Program Nubdzatul Bayan (Akselerasi Baca Kitab Kuning)
Ø   Program Takhassus (Akselerasi pendalaman Kitab kuning)
Demi tercapainya program di atas, maka perlu kiranya ada rumusan yang menjadi tolak ukur bagi perkembangan Pendidikan di masa-masa yang akan datang.
a.    Program Akselerasi Membaca & Menulis Al-Qur’an(At-Tanzil):
Program at-Tanzil ini khusus bagi santri kecil yang masih berusia 7-10 tahun dan belum bisa membaca al-Quran dan Indonesia. Adapun target pencapaian program at-Tanzil sebagai berikut:
1)             Juz I s/d Juz VI = 270 hari (9 bulan) @ 45 hari/juz
2)             Pendalaman Membaca & Menulis Al-Qur’an + Latin = 210 hari (7 bulan)
Setelah santri dinyatakan layak, maka akan diikutkan tes kelayakan i’lan at-tanzil dan selanjutnya (setelah i’lan) akan dipindah ke program Nubdzatul Bayan. Materi tes meliputi:
1.              Tes tulis (arab & indonesia), nilai minimal: 90
2.              Tes lisan (arab & indonesia), nilai minimal: 90
3.              Tes hafalan (5 bait nadzom), selama 30 menit
b.    Program Akselerasi Baca Kitab Kuning (Nubdzatul Bayan):
1)             Jilid I s/d Jilid V = 125 Hari (4 bulan 15 hari) @ 25 hari/per-jilid
2)             Takmilah = 30 hari (1 bulan)
3)             Praktek I= 30 hari (I bulan)
- Bagi Santri yang baru lulus dari Takmilah sampai melakukan Tes Praktek.
- Masih berlaku Turun Jilid sebagaimana yang berlaku pada Jilid sebelumnya dengan target waktu sama dengan Takmilah (30 hari).
4)             Praktek II
-         Bagi Santri yang sudah tes Praktek dan di nyatakan Lulus.
-         Tidak berlaku sistem Turun Jilid.
Setelah santri telah dinyatakan lulus dari Praktek I, maka selanjutnya akan ada tahapan-tahapan yang akan ditempuh, sehingga mereka lebih berkonsentrasi pada satu tujuan dengan tanpa mengesampingkan yang lain. Adapun tahapan-tahapan yang dimaksud sebagai berikut:
                 a.           Bulan pertama di Praktek II, santri akan berkonsentrasi pada persiapan I’lan Andzimah & Tashrif.
                 b.           Setelah selesai I’lan, maka 2 bulan berikutnya santri akan berkonsentrasi pada bacaan Kitab Kuning guna persiapan PPL (Praktek Pengalaman Lapangan).
                 c.           Setelah PPL, maka 2,5 bulan terakhir, santri lebih berkonsentrasi lagi dalam membaca dan sedikit memberi makna kitab guna menghadapi tes kelayakan wisuda dan selanjutnya akan diwisuda (setelah dinyatakan lulus).
c.     Program Akselerasi Pendalaman Kitab Kuning (Takhassus):
Program takhassus ini disediakan bagi santri yang sudah lulus program Nubdzatul Bayan dan berkonsentrasi pada pendalaman kitab kuning yang ditempuh secara berkala sesuai dengan fan (spesialisasi) yang sudah dirumuskan sebagai berikut:
1.             Fan Faraidl I (Khulashotul Kalam)
2.             Fan Faraidl II (Hasyiyah al-Rahbiyah)
3.             Fan ‘Arudl (Syarh al-Mukhtashar al-Syafi)
4.             Fan Balaghah I (Al-Qawa’id al-Lughah al-Arabiyah)
5.             Fan Balaghah II ( Jawhar al-Maknun)
6.             Fan Ushul Fiqh           
7.             Fan Qawa’id ( al-Fiqhiyyah Al-Asybah wa al-Nadzair)
8.             Fan Musthalah Hadits
9.             Fan Ilmu Tafsir
10.         Fan Asbab al-Nuzul
Selain program inti di atas, santri program takhassus juga dibekali kajian ekstra kurikuler dengan materi kitab kuning yang berbeda sesuai dengan jadwal yang dibuat oleh bidang pendidikan setiap hari.
3.      Bidang Pengembangan Usaha
Maktuba Bata-bata merupakan lembaga pendidikan keagamaan yang memiliki beberapa pengembangan usaha untuk memenuhi infrastruktur pondok psantren hal itu sangat mendukung bagi kebutuhan semua warga pesantren, adapaun usaha yang dikelola oleh MAKTUBA ini diantaranya adalah sebagai berikut:
a.                Koperasi
b.               Bisnis batu ringan
c.                Bisnis pentol
d.               Jual beras dengan nama beras amanah
Semua bisnis ini adalah sangat menunjang bagi kebutuhan pesantren.
C.    Problematika Umum Masyarakat
Dari penjelasan umum tentang MAKTUBA BATA-BATA  yang kami paparkan dalam penjelasan umum di atas, ada beberapa hal yang menjadi problem atau persoalan yang di hadapi MAKTUBA BATA-BATA tersebut antara lain:
1.      Masalah Pelaksanaan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran di pondok pesantren akan berlangsung dengan baik manakala guru memahami berbagai metode atau cara bagaimana materi itu harus disampaikan pada sasaran anak didik atau murid. Begitu pula halnya dengan kegiatan pembelajaran yang ada di pondok pesantren, yang selama ini banyak dilakukan oleh wakil kyai. Sedemikian pentingnya metode dalam proses belajar mengajar ini, maka proses pembelajaran tidak akan berhasil dengan baik manakala guru tidak menguasai metode pembelajaran atau tidak cermat memilih dan menetapkan metode apa yang sekiranya tepat digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik.
            Dari hasil pengamatan ada beberapa kesenjangan-kesenjangan yang terjadi dalam proses pembelajaran kitab kuning yang ada di pesantren. Kesenjangan yang dimaksud meliputi proses pembelajaran kitab kuning, mengapa santri -mayoritas- hanya berperan pasif, dalam artian selama proses pembelajaran kitab, mereka tidak banyak mengemukakan pertanyaan-pertanyaan ataupun komentar seputar kitab yang dipelajarinya.Tanpa ada kejelasan mengenai pemahaman mereka ataupun penguasaan tentang materi kitab kuning.
Kasus inilah yang mendorong kami untuk mencari sebab terjadinya kesenjangan-kesenjangan tersebut.Dengan mengamati pelaksanaan metode pembelajaran kitab kuning di MAKTUBA Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-bata. Mengingat pentingnya pemahaman terhadap ajaran-ajaran yang ada dalam kitab tersebut, dan apabila pemahaman para santri terhadap isi/ajaran kitab itu salah, maka dalam pen-sosialisasian ajaran dari kitab tersebut di tengah-tengah masyarakat akan berakibat fatal/kurang baik. Penelitian ini bertjuan untuk Mendeskripsikan pelaksanaan metode pembelajaran kitab kuning di MAKTUBA Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-bata.
Adapun yang menjadi faktor pendukung dan penghambat pembelajaran kitab kuning di MAKTUBA Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-bata adalah:
·         Faktor pendukung adalah ustadz, sarana prasarana, materi kitab kuning.
·         Faktor penghambat adalah santri, media pembelajaran, metode pembelajaran, waktu pelaksanaan.
2.      Masalah Sarana Pendidikan
        Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dalam proses belajar mengajar, seperti papan, serta media pengajaran lainnya
        Adapun prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pengajaran, seperti halaman, halaman kamar mosholla. Jika prasarana ini dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar-mengajar seperti halaman pesantren, mosholla dan lainnya, untuk mengajarkan kitab atau halaman pesantren menjadi lapangan olahraga, maka komponen tersebut berubah posisi menjadi sarana pendidikan. Ketika prasarana difungsikan sebagai sarana, berarti prasarana tersebut menjadi komponen dasar. Akan tetapi, jika prasarana berdiri sendiri atau terpisah, berarti posisinya menjadi penunjang terhadap sarana.
Manajemen sarana dan prasarana adalah kegiatan yang mengatur untuk mempersiapkan segala peralatan/material bagi terselenggaranya proses pendidikan di sekolah. Manajemen sarana dan prasarana dibutuhkan untuk membantu kelancaran proses belajar mengajar.
Manajemen sarana dan prasarana dapat diartikan sebagai kegiatan menata, mulai dari merencanakan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan dan penyaluran, pendayagunaan, pemeliharaan, penginventarisan dan penghapusan serta penataan lahan, bangunan, perlengkapan, dan perabot sekolah serta tepat guna dan tepat sasaran.
Adapun masalah sarana dan prasarana yang ada MAKTUBA Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-bata secara keseluruhan sudah cukup bisa di katakan baik dari segi pembangunan,halaman , akses jalan. Akan tetapi sarana yang ada bisa di katakan masih belum baik di karenakan ada beberapa tempat belajar yang belum mempunyai, papan tulis, dan media pembelajaran lainnya belum terpenuhi,sehingga proses belajar mengajar  tidak berlangsung secara efektif.
3.      Masalah Kenakalan Santri
Menurut etimologi kenakalan remaja berarti suatu penyimpangan tingkah laku yang dilakukan oleh remaja sehingga mengganggu ketentraman diri sendiri dan orang lain.Selain itu, menurut teori patologi sosial kenakalan remaja juga merupakan bagian dari sosiopatik atau penyakit sosial.Sosiopatik yaitu semua tingkah laku yang bertentangan dengan norma kebaikan, stabilitas lokal, pola kesederhanaan, moral, hak milik, solidaritas kekeluargaan, hidup rukun bertentangan disiplin, kebaikan dan hukum formal.Gejala dari sosiopatik itu sendiri dapat berupa penyimpangan tingkah laku dari kebiasaan dan norma yang berlaku, struktur sosial yang menyimpang, peranan-peranan sosial, status dan interaksi sosial yang keliru. Penyimpangan tingkah laku tersebut pada suatu tempat dapat sangat ditolak, meskipun di tempat lain dan waktu yang berbeda dapat diterima oleh kelompok masyarakat yang lain.
Bentuk-bentuk dan tingkat kenakalan remaja secara kualitatif dapat digolongkan menjadi tiga tingkatan, yaitu :
1). Kenakalan ringan, yaitu bentuk kenakalan remaja yang tidak terlalu merugikan atau membahayakan diri sendiri maupun orang lain. Andai kata merugikan maka sangat kecil sekali kerugian yang ditimbulkan. Seperti contohnya mengganggu teman yang sedang belajar atau tidur di dalam kelas sewaktu pelajaran.
2). Kenakalan sedang, yaitu kenakalan yang mulai terasa akibat negatifnya, baik kepada diri sendiri maupun orang lain. Akan tetapi belum mengandung unsur pidana, masih sebatas hubungan keluarga. Misalnya seorang anak jajan diwarung tidak membayar, mengebut di jalan raya atau mencontek.
3).  Kenakalan berat, merupakan kenakalan remaja yang terasa merugikan baik kepada diri sendiri maupun kepada orang lain, masyarakat dan negara dimana perbuatan tersebut sudah mengarah pada perbuatan yang melawan hukum. Misalnya, mencuri, judi, menjambret, dan lain sebagainya.
  Faktor-Faktor Timbulnya Kenakalan Remaja
Faktor-faktor timbulnya kenakalan remaja secara garis besarnya dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu, faktor intern dan faktor extern. Mengenai faktor intern, Wirawan berpendapat Faktor intern berlangsung lewat proses internalisasi diri yang salah oleh anak-anak remaja dalam menanggapi lingkungan sekitar dan semua pengaruh dari luar yang selanjutnya disalurkan menjadi perilaku-perilaku tertentu. Faktor intern merupakan penyebab terjadinya kenakalan remaja dari dalam diri individu sendiri tanpa adanya pengaruh dari luar atau lingkungan sekitarnya, yang termasuk faktor ini meliputi: Kepribadian, Kecerdasan, Umur, Jenis kelamin (2004).Dari faktor ekstern juga terdapat beberapa pengaruh yang dapat memengaruhi remaja melakukan tindakan yang menyimpang. Menurut Bambang Mulyono Faktor ekstern adalah semua perangsang dan pengaruh yang datangnya dari luar diri yang menimbulkan tingkah laku tertentu yang menyimpang pada seorang anak maupun remaja sekalipun, yang termasuk faktor ini meliputi: Lingkungan Keluarga, Lingkungan Sekolah, dan Lingkungan pesantren (1990)
Adapun kenakalan santri MAKTUBA Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-bata tidak jauh beda dengan kenakalan-kenakalan remaja padaumumnya. Beragamnya latar belakang  tentu saja melahirkan beberapa perbedaan, baik itu perbedaan karakter, adat istiadat dan bahasa, sehingga dibutuhkan adaptasi. Kegagalan dengan segala aturan dan tata tertib pondok, sehingga cenderung melakukan pelanggaran baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Beberapa bentuk pelanggaran yang sering terjadi di pondok ini antara lain tidak mengikuti jam belajar, tidak ikut jam ubudiyah, tidak ikut jam musyawaroh, merokok, ataupun keluar pondok jangka pendek tanpa ijin.
Dari hal ini kami ikut serta membantu para bidang yang ada baik bidang pendidikan bidang ubudiyah, dan bidang mustafid yang mengatasi musyawaroh dalam mengkordinir santri tiap kamar dan juga ada yang menjaga di berbagai tempat dimana kegiatan sedang berlangsung.
4.      Masalah Kedisiplinan
            Kedisiplinan santri pada dasarnya dipengarui oleh banyak faktor yang saling terkait, sehingga tidak ada faktor tunggal yang berdiri sendiri. Adapun faktor yang  berpengaruh terhadap ketaatan siswa untuk mematui tata tertib pondok pesantren terdiri dari dalam santri (internal) dan ada faktor dari luar diri santri (eksternal).
            Faktor dari diri santri meliputi: niat, motivasi,  pemahaman dan kesadaran santri, sedangkan faktor dari luar meliputi: bimbingan pengajar, lingkungan pesantren, faktor budaya. Konteks ini tentu saja masih banyak saja masalah-masalah yang dapat ditentukan berkaitan dengan ketaatan santri dalam mematui tata tertib MAKTUBA Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-bata mempunyai peranan yang penting untuk meningkatkan kedisiplinan santri dan mencega terjadinya  pelanggaran tata tertib, terutama peranan kyai dan  pengasuh sebagai Pengurus di pondok pesantren.
            Upaya yang sudah dilakukan kiyai dan pengasuh di MAKTUBA Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-bata dalam mencegah terjadinya  pelanggaran tata tertib yaitu memberikan perhatian,  peringatan, teguran pada santri, ikut dalam pelaksanaan razia, pengarahan, serta memberikan pembinaan bagi santri yang sering melakukan pelanggaran tata tertib  pesantren, upaya pembinaan yang dilakukan misalnya:  pembinaan secara psikis maupun fisik bagi santri yang melakukan pelanggaran.
            Kedisiplinan santri dalam mengikuti segala kegiatan Pondok pesantren menjadi perhatian yang khusus  peraturan yang telah diciptakan tidak sepenuhnya dilakukan dengan baik, karena masih ada santri yang melakukan pelanggaran dan penyimpangan yang dilakukan santri. Bentuk pelanggaran tata tertib pondok  pesantren, misalnya mengikuti pengajian, mengaji Al-Quran, belajar di waktu jam belajar yang sudah ditentukan, mengikuti kegiatan musyawarah, keluar  pondok tanpa izin dan memakai baju putih/ juba dan  berkopya putih apabila sholat berjama’ah.
            Dari hal itu kedisiplinan dalam kepesantrenan sangat di perlukan dan dalam menjaga nama baik dari suatu kepesantrenan. Contoh MAKTUBA Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-bata yang jadi tempat PKN PAR XXIII melakukan observasi bahwasanya kedisiplinan yang ada di MAKTUBA Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-bata belum bisa di terapkan dengan baik di karenakan kepengurusan tidak tahu fungsinya masing-masing sehingga tata tertib yang sudah ada tidak berjalan dengan efektif sesuai dengan peraturan yang sudah dibuat.
5.      Masalah Kesadaran Akan Kebersihan Dan Lingkungan
             Masalah kesehatan di MAKTUBA Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-batacukup banyak, berikut beberapa permasalahan kesehatan secara umum di pondok pesantren
A.    BERKAITAN DENGAN KESEHATAN LINGKUNGAN
1.       Sampah yang berserakan di lingkungan pesantren
2.      Lantai Asrama jarang di pel
3.      Air sungai yang tercemar sampah rumah tangga sehingga menjadi kotor.
B.        BERKAITAN DENGAN MASALAH TINGKAH LAKU
1.         Piring tidak segera dicuci sebelum dan sesudah makan
2.         Sisa makanan yg berserakan di asrama
3.         Pakaian yang sudah digunakan bergelantungan di dalam asrama
4.         Santri tidur dilantai, tanpa selimut dan alas tidur
5.         Ember sabun, sepatu dan sandal diletakkan sembarangan di dalam asrama.
6.         Bantal sering dipakai bersama-sama
7.         Menghidangkan makanan tidak ditutup
8.         Sesudah BAB tidak mencuci tangan dengan sabun dan WC tidak disiram sampai bersih
9.         Pakaian basah dijemur di dalam asrama.

C.    BERKAITAN DENGAN MASALAH GIZI
1.      Menu makanan kurang bervariasi
2.      Santri tidak sarapan pagi
3.      Mengambil porsi makan yang tidak teratur
            Dari beberapa masalah kesehatan yang terjadi, maka kami selaku Anggota PKN 2018 bermusayawarah  untuk membantu melalui kegiatan kebersihan dan mengadakan seminar penyuluhan tentang “Pola hidup santri yang sehat”  dengan mengundang Kepala Dinas Kesehatan agar kesehatan santri tetap terjaga dengan maksimal. namun seminar tersebut tidak terealisasi dikarenakan beberapa kendala yaitu tidak memungkinnya waktu untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
6.      Masalah kurangnya cinta terhadap tanah air
Cinta tanah air merupakan sebagian dari iman dimana setiap individu harus selalu menjaga kesatuan NKRI dan hal tersebut tidak bisa terwujud kecuali dengan mengingat dan mengenang sejarah dan perjuangan nenek moyang kita yang telah berjuang dengan sangat keras dalam memerdekakan tanah air ini, oleh karena itu untuk menamkan kecintaan tersebut timbullah enisiatif kami anggota PKN untuk mengadakan peringatan kemerdekaan indonesia yang ke 73, dan kami anggota PKN merupakan pencetus mengadaka peringatan tersebut di pesantren ini, dengan tujuan warga pesantren bisa mengenang dan mengingat perjuangan nenek moyangnya serta nantinya akan ada acara yang seperti ini dalam kemasan apapun, sehingga terlahirlah pejuang-pejuang yang lebih barani dalam menghadapi dan mempertahankan kesatuan NKRI.
·         Faktor-faktor yang menyababkan kurang cinta tanah air
Faktor-faktor timbulnya masalah santri tidak cinta terhadap tanah air disebabkan mereka tidak mengetahui tentang sejarah perjuangan nenek moyang mereka dalam melawan penjajah dan memerdekakan indonesia dan terkadang mereka selalu fukus terhatam kitab sehingga menyebabkan mereka tidak ingin tau tentang keadaan tanah air, padahal cinta tanah air merupakan sebagian dari iman,, oleh karena itu, demi menjaga kecintaan santri terhadap tanah air dan mengenang perjuangan nenek moyangnya, terlaksanalah kibaran mereh putih di halaman MAKTUBA PP. MUBA pertama kali mengadakan dirgahayu hari ulang tahun indonesia yang ke 73 beriringan gobaran semangat santri yang mengikutinya, kami PKN 2018 mengadakan program tersebut hanya mempunyai tujuan menanmkan cinta tanah air kapada santri dengan mengingat perjuangan dan hari kemerdekaan indonesia dan program tersebut merupakan program unggulan yang dilaksanakan, setelah gagalnya rencana pelaksaan semenar kebersiha dikarenakan tidak adanya waktu untuk melaksanakan program tersebut sehingga kami mengganti dengan program HUT RI ke 73, dan program tersebut pertama kali diadakan di MAKTUBA PP. MUBA.








BAB IV
IDENTIVIKASI MASALAH, POTENSI
DAN KENDALA-KENDALA
A. Identifikasi masalah dan prosesnya
1. observasi
Langkah awal yang peserta PKN PAR lakukan adalah dengan  melakukan observasi secara langsung dilapangan. Observasi ini bertujuan untuk mengetahui pola kehidupan pesantren baik secara struktur kepesantrenan, kesehatan lingkungan, pendidikan dan kegiatan kegiatan  para santri  keseharianya.
Dari   hasil  observasi inilah mendapatkan beberapa data tentang  kondisi  dan problematika kepesantrenan yang sering dihadapi, serta bagaimana pola kehidupan mereka dalam sehari-harinya, sehingga kesimpulan umum  sementara   yang  kami  dapat  adalah meliputi:
Ø  kurang kondusipnya jam pendidikan
Ø Kurang kondusipnya jam ubudiyah
Ø Kurang aktifnya jam musyawaroh
Ø Kurang bersih dan indahnya lingkungan
2. Wawancara
Dari hasil observasi tersebut kemudian kami  lanjutkan dengan   melakukan   wawancara langsung bersama  pihak-pihak yang terkait dalam kepengurusan untuk mengetahui persoalan-persoalan yang mereka hadapi secara mendetail. Sedangkan wawancara  kami lakukan  baik secara  formal  (datang bertamu ke kantor ponpes ) ataupun non formal (dilakukan ketika kumpul dengan santri sambil duduk santai seraya bercakap-cakap dengan akrab dan lain sebagainya).Dari beberapa hasil wawacara dengan para santri kami dapatkan tentang beberapa data tentang beberapa persoalan  yang sering  mereka hadapi dan membuat mereka resah  secara umum  masalah tersebut adalah meliputi:
  kurang kondusipnya jam pendidikan
Ø Kurang kondusipnya jam ubudiyah
Ø Kurang aktifnya jam musyawaroh
Ø Kurang bersih dan indahnya lingkungan
B. Identivikasi potensi
Walaupun ada permasalahan yang sering dihadapi oleh santri meliputi beberapa hal yang telah disebutkan di atas sehingga suatu keinginan maksimaltidak tercapai 100%, MAKTUBA Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-bata  ini  juga memiliki   beberapa potensi yang dimanfaatkan oleh para warga pesantren demimajunya pesantren meliputi:
Aspek kesehatan dan keindahan
-          Lahan untuk menampung sampah terakhir
-          Bidag sarana untuk dijadikan curhatan mengenai kekurangan sarana
-          Pemisahan air minum dengan bak mandi
-          Santri untuk bantu bantu di kerja bakti
         Aspek pendidikan
-          bidang pesantren untuk membantu kondusipya KBM
-          bidang kamar untuk ikut serta mengkordinir
-          asatidz kamar untuk ikut serta mengkordinir juga
-          halaman pesantren untuk dijadikan tempat belajar ketika malam
-          pengiriman untuk dijadikan tempat jam ekstra
-          jam libur untuk takrir bersama ke barisan
Aspek ubudiyah
-          bidang pesantren untuk membantu mengkondusipkan jam ubudiyah
-          bidang kamar ikut serta mengkordinir
-          asatidz kamar untuk ikut serta mengkordinir juga
Aspek musyawaroh kitab
-          perpustakaan untuk media refrensi
-          halaman untuk memperbanyak firqah
-          hari jumat untuk pengadaan basul masail kubro
-          asatidz untuk menjadi motifator
-          pembina untuk menjadi moshohhih

Dari beberapa potensi di atas, dapat dilakukan analisa jika potensi  tersebut  bisa  dimanfaatkan secara maksimal dan didukung oleh skill  manajerial yang bagus tidak menutup  kemungkinan problematika  santri  bisa  dengan cepat di atasi.
C. identivikasi kendala
       Adapun kendala-kendala yang sering menghambat dari potensi di atas antra lain sebagai berikut:
1.       Kurangnya kesadaran akan pentingnya kekopakan dari berbagai elemin untuk semua kegiatan
2.       Kurangnya dana  yang di alokasikan untuk memfasilitasi sarana dan prasarana kepesantrenan.
























BAB V
REALISASI DAN EVALUASI PROGRAM
A.    REALISASI PROGRAM
2.    Perencanaan
     Dari beberapa rencana program telah disusun bersama dengan asatidz, ada beberapa macam program yang menjadi skala prioritas yang akan di laksanakan yang meliputi 2 (dua) program penting. Kedua program tersebut di rencanakan bersama pihak kepengurusan terhadap permasalahan-permasalahan dan menjadikan program tersebut sebagai suatu solusi.
Dalam menghadapi perkembangan zaman baik dalam bidang agama islam atau pendidikan dua landasan ini harus di pegang teguh oleh Warga pesantren  dan juga sebagai bekal dalam kehidupan.Sehingga mampu menghadapi tangan hidup yang penuh dengan penindasan dan diskriminasi dari berbagai kondisi.  Adapun 2 program tersebut adalah:
a.         Bidang Agama islam
Kegiatan ini merupakan kegiatan untuk menjawab beberapa persoalan bagi warga pesntren maktuba,kegiatan ini tujuannya sudah riil  agar terbentuknya ke fitraan manusia dalam Mengenal Allah, mengesakan Allah, dan menjiwai kefitraan manusia  sejak dalam kandungan sang ibu, supaya dalam kehidupan tidak bertentangan dengan hukum Allah.
Atas dasar kesadaran sebagai umat Nabi Muhammad pada umumnya yaitu untuk saling menasehati dalam kebaikan dan berlomba untuk mencegah hal yang mungkar atau kemusyrikan.
Dari itulah kami peserta PKN BERBASIS PAR  hanya bisa memberikan ilmu pengetahuan agar mendekatkan diri dan megikuti petunjuk sesuai dengan Al Qur’an dan Al Sunnah. Dengan demikian  kami merencanakan  dengan warga pesantren MAKTUBA agar tetap konsisten dalam kegiatan ini supaya ada manfaat bagi kepentingan bersama.


b.         Bidang pendidikan
Begitu pula dengan adanya kegiatan dalam dunia pendidikan sangat penting bagi setiap induvidu dan  sangat berpengaruh bagi jasad dan jiwa setip induvidu, untuk itu  nilai pendidikan lebih  penting di terapkan demi kemajuan berpikir, menciptakan keterampilan bagi generasi muda.
Dan pendidikan pula merupakan benteng  hati, jiwa dan akal bagi setiap induvidu  pada umumnya. Dan pendidikan dapat merubah prilaku manusia dari kebiasaan yang buruk menuju perbuatan yang mulia yang selalu di ridhi oleh sang pencipta.Manusia tidak akan mulia tanpa di landasi oleh pendidikan karena  benteng ketaqwaan kepada Allah dan merupakan solusi dalam menghadapi tantangan hidup.
Manusia dan  binatang di bedakan hanya dengan  nilai pendidikan apabila manusia tak di landasi dengan pondasi pendidikan maka otomasi prilaku manusia lebih rendah dari pada binatang.Oleh sebab itu mari kita saling melengkapi  denga nilai pendidikan memang sudah menjadi kendala bagi sebagian daerah-daerah yang masih terbelakang untuk mendapatkan kenyamanan yang berkaitan dengan sarana dan prasarana, ini juga yang menjadi kendala dan problem yang di hadapi oleh masyarakat.
Dengan demikian atas dasar kesadaran dalam pribadi dan sesuai dengan kondisi yang di alami oleh warga maktuba dalam rangka Ilmu pendidikan mendorong jiwa  untuk  berpartisipasi dalam  dunia pendidikan itupula merupakan tujuan kehadiran kami sesuai dengan  tri darma perguruan Tinggi  Dari itulah kami peserta PKN PAR  menjadi pegangan teguh dalam hati kami untuk menjalankannya kegiatan ini.




2.      PELAKSANAAN
a.  Bidang ke Agamaan
Setelah segala sesuatu telah di selesaikan berdasarkan hasil musyawarah baik internal para PKN PAR maupun elemen warga pesantren maka hal itu akan di laksanakan sebagai kegiatan bersama di maktuba. Dalam proses pelaksanaan kegiatan ini sebelum waktu rapat ditentukan peserta PKN PAR mengumumkan kegiatan ini dua hari  sebelumya baik lewat diskusi dan juga untuk memantapkan kegiatan tersebut kami bahwa  kegaiatan yang telah di sepakati saat rembuk desa akan di laksanakan sesuai dengan jadwal yang telah di tentukan  peserta PKN PAR setelah mengambil posisi masing – masing sesuai dengan keterampilan dan kesanggupan terlebih dahulu mempersiapkan segala macam keperluan agar proses kegiatan dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Adapun kegiatan dalam bidang agama meliputi:
·      Mengajar Ilmu Tauhid.
·      Mengajar Ilmu Fiqhi.
·      Mengajar metode lagu Al Qur’an yang Tepat.
·      Ceramah agama dan diskusi
·      Meningkatkan ketaqwaan kepada Allah dalam beribadah.
v  Bidang Pendidikan
Langkah selanjutnya yang kami lakukan dalam pelaksanaan  program dari hasil kesepakatan dari elemen Pesantren di MAKTUBA. adalah dalam bidang pendidikan supaya mampu meberikan refolusi dalam menghadapi tantangan jaman yang penuh dengan persaingan dari segala lini kehidupan manusia. Sebelum itu kami, tetap melakukan pendekan emosianal dengan semua warga pesantren yang ada di MAKTUBA yang memilki kapasitas sesuai denga bidang yang telah di susun dengan sistimatis. Dan juga melakukan  propaganda dan agetasi agar seluruh elemen yang ada di MAKTUBA tersebut berpartisipasi dalam kegiatan ini dan kami pun  terlibat dalam sistim:
·           Partisipasi 
·           Pendekatan emosional dengan pelajar  sesuai kelompok yang ditentukan
·           Dan mendatangi semua pendidik  untuk tranformasi nilai – nila pendidikan
·           Mengaktifkan kembali program yang tidak maksimal dengan mengadaka rapat evaluasi semua biadang pendidikan.
3.      Tehnik Pendekatan dengan Warga Pesantren
Berbagai macam program yang dilakukan baik program  dengan membangun diskusi kecil-kecilan demi merubah pola pikir pendidik dan kami juga tetap melakukan  pendekan secara  emosional secara terus menerus  dan  juga melakukan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan warga pesantren pula diantaranya:
·         Kerja Bakti Pembersihan Musholla
·        Mengecat kamar mandi dan tempat wudu’
·         Memperbaiki pagar
·         Menghadiri acara I’lan Kitab
·         Membangun komunitas Musyawaroh.
·         Makan bareng dengan warga pesantren.
·         Membuat bacaan parkir.
·         Menyediakan mukennah kepada tamu putri
Yang dilakukan oleh anggota PKN hanya untuk mendekatkan rasa emosional yang sama, persaudaraan yang sama, juga rasa kepercayaan yang sama warga pesantren dan kesemangatan tinggi dalam kegitan belajar mengajar, dalam hal ini bahwa kita berasal dari Tuhan yang satu dan diciptakan dari diri yang satu dan diikat kalimat Tahauhid. menjadi benteng dalam jiwa.
Dan tetap selalu menumbukan rasa cinta dan kasih sayang dalam setiap hembus nafas dalam kehidupan supaya tetap terus terbina dalam sanubari rasa saling menasehati dalam hal kebaikan dan kesabaran  karena itu tujuan yang pasti  dan  puncak aksi atau  keajiban yang harus di lakuakan setiap induvidu dan dikhusukan peserta PKN yang berbasis PAR, yang hanya lingkup kegiatannya sebagai mediator, motivator dan dengan menamkan pemahan yang dapat menyadarkan mereka sehingga mereka sangat sulit untuk berpisah.

B.     Evaluasi
Setiap jiwa memilki pemahaman yang berbeda sesuai dengan pola berpikir dan tingkat pengalaman dalam kehidupan untuk  itu tidak bisa dipungkiri untuk merubah pola pikir masyarakat itu tidak mudah, seperti kita membalik telapak tangan  karena sebagian besar masyarakat masih bertolak belakang antara satu sama lainnya.Waktu yang begitu singkat membuat kami tidak sempat untuk mengevaluasi secara keseluruhan, warga pesantren disibukkan dengan kegiatan rutinitas kesehariannya.
Akan tetapi hal itu dapat dilihat pada saat acara perpisahan yang kami lakukan bersama asatidz, dimana asatidz antusias sekali untuk menyambut kami karena hasil pengabdian terhadap warga pesantren ini sudah memberikan perubahan pola pikir mwarga pesantren walaupun tidak secara keseluruhan sesuai dengan kemajuan berpikir warga pesantren dan kemauwan dalam antusias dalam partisipasi program yang kami jalan itu.

1)        Identifikasi hasil 
Dari beberapa program yang telah kami laksanakan berdasarkan keluhan dari warga pesantren, maka idealnya sebagai Team PKN PAR sudah melakukan kegiata semaksimal mungkin demi perubahan sekaligus merubah kebiasaan warga pesantren.
Anggota PKN yakin segala bentuk kerja keras ini membawakan hasil, walaupun dalamnya hati tidak bisa kami baca, tetapi dari bentuk psikologi warga Pesantren pada saat hari-hari menjelang berakhirnya kegiatan PKN ini dapatlah diperoleh satu jawaban yang riil bahwa ucapan terimakasih dari ketua pengurus yang bartanda bahwa apa yang kami lakukan betul-betul bermanfaat bagi warga pesantren tidak menutup kemungkinan warga pesantren tidak kembali dalam tradisi yang sama apabila generasi-generasi tidak mampu merealisasikan kegiatan yang telah kami lakukan.Ada beberapa hal hasil identifikasi yang kami lakukan seperti warga pesantren sudah saling mempercayai antara satu sama lain sehingga melahirkan kehidupan sosial di pesantren lebih-lebih nanti ketika pulang ketempat masing-masing.

2)      Kendala-kendala Umum
1.    Dari Internal Mahasiswa PKN.
Ø Minimnya pemahaman mahasiswa terhadap metode Participatory, Action dan Research (PAR).
Ø Kurangnya kesadaran mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmu yang dimilikinya.
Ø Masih minimnya skill mahasiswa untuk mengejewantahkan Tri Darma Perguruan Tinggi (Pengabdian Kepada Masyarakat).
Ø Sebagian mahasiswa belum maksimal memahami konsep Participatory, Action dan Research (PAR).
2.      Warga pesantren
Ø  Sebagian besar warga pesantren belum memahami metode Participatory, Action dan Research (PAR).
Ø  Adanya persaingan antara warga pesatren satu sama lain sehingga menimbulkan instabilitas ditengah-tengah pesantren.
Ø  Ada hegemoni dari beberapa tokoh untuk merebut kekuasaan.
Ø  warga pesantren masih berasumsi, kedatangan mahasiswa PKN dengan membawa proyek sehingga sulit untuk diajak bekerja.
3.       LP3M dan Panitia PKN
Ø  Inkonsistensi LP3M pada saat pembekalan sehingga banyak mahasiswa yang mengeluh.
Ø  Waktu pembekalan (pelatihan) yang tidak efektif sehingga berakibat pada minimnya pemahaman mahasiswa terhadap metode PAR.
Ø  Monitoring LP3M tidak maksimal untuk meninjau kinerja DPL.
Ø  Masih adanya rasa apatis LP3M terhadap kondisi mahasiswa (pada saat pelepasan sampai penarikan).
4.      Dosen pembimbing Lapangan ( DPL)
Ø  Kurang memahami tugas dan rasa partisipasi masih minim
5.      Kampus IAI Al-Khairat
Ø  Minimnya fasilitas pendukung
Ø  Tidak ada dana


BAB VI
PENUTUP
A.  KESIMPULAN
Dari pemaparan diatas bisa disimpulkan bahwa masalah yang dialami oleh warga pesantren sudah bisa di atasi dan mapu berpikir untuk mendalami pentingnya hidup bersih dan bersosial yang baik supaya dapat bermanfaat dalam kehidupan, karena selama ini cara hidup  warga pesatren kurang semangat dalam mengikuti KBM dan melaksankan kegiatan sholat berjamaah  serta kurangnya pengetahuan tentang jalan musyawarah atau diskusi. Disamping itu pula banyak sekali potensi alam yang dimiliki akan tetapi kurangnya kesadaran warga pesantren untuk mengembangkannya yang berakibat minimnya kreasi mereka. Dengan kesadaran beragama islam dan berpegang teguh dengan ayat suci Al Qur’an sehingga warga pesantren mampu membentengi jiwanya denga rasa iman taqwa dan berjiwa sosial dan berpengetahuan luas demi kemajuan dalam beraktifitas menjelang ajal menjemput

B. REKOMENDASI 
a.       Kepada LP3M
Ø  Meminta kepada LP3M untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang kami paparkan diatas.
b.      Kepada Ketua Pengurus pesantren
Ø  Meminta kepada Ketua Pengurus agar memperhatikan kondisi Pondok  yang masih serbakekurangan.
c.       Kepada Koordinator
Ø  Meminta kepada Koordinator agar menindak lanjuti program yang telah kami laksanakan.
Ø  Segera menindak lanjuti beberapa permasalahan yang telah teridentifikasi.
üSegera mengatasi segala persoalan yang terjadi di pondok supaya terciptanya Kekondusifan dan keefektifan program pesantren.

FOTO-FOTO DOKUMENTASI






           Gambar 2.1                                                 Gambar2.2

KBM dengan bentuk lingkaran           Pengkordiniran saat jam belajar






Gambar 2.3                                               Gambar 2.4

Pengkordiniran saat jam ubudiyah      pelurusan argument saat musyawaroh






             Gambar 2.5                                                    Gambar 2. 6
Pelatihan upacara di malam hari                   hari pelaksanaan upacara








            Gambar 2. 7                                                                 Gambar 2.8

Membersihkan halaman pesantren                             Acara HUT RI KE 73






                                                              



            Gambar 5. 1                                                               Gambar 5. 2

Pengecetan kamar mandi                                            Hasil dari pengecetan










           Gambar 5. 3                                                             Gambar 5. 4

Pembuatan arah parker                                sebagian hasil arah lokasi parkir               





LAIN-LAIN



















































































BIOGRAFI PESERTA



1
 
 



Nama                                       : Muhammad Farhan
Tetala                                                  : Bangkalan, 12 April 1993
Alamat                                   : Mano’an Kokop Bangkalan
Hobi                                       : Membaca apa saja yang penting bermanfaat
Cita-cita                                  : Ingin menjadi Enterpreuner



2
 
 


Nama                                       : Hafiluddin
Tetala                                                  : Pamekasan, 20 Agustus 1995
Alamat                                   : Sana Tengah Pasean Pamekasan
Hobi                                        : Main Catur
Cita-cita                                  : Ingin Menjadi Pengusaha Muslim Sejati



3
 
 


Nama                                       : Moh. Anas
Tetala                                                  : Pamekasan, 11 Oktober 1995
Alamat                                   : Kadur Barat Kadur Pamekasan
Hobi                                        : Belajar
Cita-cita                                  : Ingin membahagiakan Orang tua



4
 
Nama                                       : Fauzan
Tetala                                                  : Pamekasan,18 Pebruari 1995
Alamat                                   : Salatreh Plakpak Pagantenan Pameksan
Hobi                                        : Membaca Kitab
Cita-cita                                  : Ingin menjadi Penda’i



5
 
 



Nama                                       : Abd. Syukur Latif
Tetala                                                  : Pamekasana, 21 Desember 1993
Alamat                                   : Waru Timur Waru pamekasan
Hobi                                        : Nonton TV
Cita-cita                                  : Ingin Menjadi Kades



6
 
 



Nama                                       : Abd Hamid
Tetala                                                  : Sumenep, 14 Sebtember 1996
Alamat                                   : Guluk Guluk Sumenep
Hobi                                        : Main Bola
Cita-cita                                  : Ingin Menjadi penguasan dunia



77
 
 


Nama                                       : Abd. Hamid
Tetala                                                  : Pamekasan, 20 Pebruari 1994
Alamat                                   : Waru Timur Waru Pamekasan
Hobi                                        : Membaca Kitab
Cita-cita                                  : Ingin Menjadi Pendakwah






8
 
 



Nama                                       : Samsul Arifin
Tetala                                                  : Sumenep,19 Desmber 1995
Alamat                                   : Ganding Sumenep
Hobi                                        : Membaca Buku
Cita-cita                                  : Ingin Menjadi Dosen



9
 
 



Nama                                       : Nor Kholis
Tetala                                                  : Pamekasan, 02 Juni 1994
Alamat                                   : Batu Bai Timur Sokobanah Sampang
Hobi                                        : Membaca Kitab                    
Cita-cita                                  : Ingin Menjadi Kiyai


10
 
 


Nama                                       : Mat Yanto
Tetala                                                  : Sampang,01  November 1993
Alamat                                   : Bira Timur Sokobanah Sampang
Hobi                                        : Main Tennis Meja
Cita-cita                                  : Ingin Menjadi Orang yang dibanggakan Ortu



11
 
 



Nama                                       : Moh. Romli
Tetala                                                  : Pamekasan, 17 Mei 1997
Alamat                                   : Dempo Barat Pasean Pamekasan
Hobi                                        : Main Bulu tangkis
Cita-cita                                  : Ingin Menjadi Guru besar



12
 
 



Nama                                       : Saifurrohman
Tetala                                                  : Pamekasa, 07 November 1995
Alamat                                   : Tolontoh Rajeh Pasean Pamekasan
Hobi                                        : Nonton Flm
Cita-cita                                  : Ingin Menjadi Pedagang terkenal



13
 
 



Nama                                       : Sidur
Tetala                                                  : Pamekasan, 07 Oktober 1995
Alamat                                   : Pangereman Pagantenan Pamekasan
Hobi                                        : Membaca Kitab
Cita-cita                                  : Ingin Menjadi Pendakwah



14
 
 



Nama                                       : Ahmad Faizz HL
Tetala                                                  : Pamekasan, 20 Juli 1994
Alamat                                   : Larangan Loar Larangan Pamekasan
Hobi                                       : Memasak
Cita-cita                                  : Ingin Menjadi Koki


15
 
 



Nama                                       : Ach.  Zaki
Tetala                                                  : Pamekasan, 19 Juli 1995
Alamat                                   : Panaan Palengaan Pamekasan
Hobi                                        : Melukis
Cita-cita                                  : Ingin Menjadi Sineman



16
 
 


Nama                                       : Ali Hasan
Tetala                                                  : Pamekasan, 07 November 1997
Alamat                                   : Akkor Daya Akkor Palengaan Pamekasan
Hobi                                        : Mebaca Buku
Cita-cita                                  : Ingin Menjadi guru B. Mandarin terkenal



17
 
 



Nama                                       : Mustofa
Tetala                                                  : Sampang, 05 April 1995
Alamat                                   : Lepelle Robetal Sampang
Hobi                                       : Latihan Qiraat dan sholawat
Cita-cita                                  : Ingin Menjadi Qori’ terkenal



18
 
 



Nama                                       : Nurut Tamam
Tetala                                                  : Pamekasan, 13 Juli 1995
Alamat                                   : Tanjung Pagantenan Pamekasan
Hobi                                        : Mebaca Kitab
Cita-cita                                  : Ingin Menjadi Penda’i

                                                

19
 
 
Nama                                       : Mukhlis WR
Tetala                                                  : Pamekasan, 17 Agustus 1995
Alamat                                   : Akkor Daya Akkor Palengaan Pamekasan
Hobi                                        : Mebaca Kitab
Cita-cita                                  : Ingin Menjadi Penda’i



20
 
 



Nama                                       : Ach. Subairi
Tetala                                                  : Pamekasan, 27 April 1995
Alamat                                   : Batulabang Akkor Palengaan Pamekasan
Hobi                                       : Desain
Cita-cita                                  : Ingin Menjada Desainer



21
 
 
Nama                                       : Ach. Farhan
Tetala                                                  : Pamekasan, 01 Oktober 1995
Alamat                                   : Klompang Timur Pakong Pamekasan
Hobi                                        : Membaca
Cita-cita                                  : Ingin Menjadi Penda’i


22
 
 
Nama                                       : Sonhaji
Tetala                                                  : Bangkalan, 10 Mei 1996
Alamat                                   : Tlokoh Kokop Bangkalan
Hobi                                        : Mengaji
Cita-cita                                  : Ingin Menjadi Kiyai



23
 
 
Nama                                       : Abd. Jalal
Tetala                                                  : Pamekasan, 08 Desember 1996
Alamat                                   : Taretah Sana Tengah Pasean Pamekasan
Hobi                                        : Baca Baca
Cita-cita                                  : Ingin Menjadi Kades


24
 
 
Nama                                       : Ahmad Khoiron
Tetala                                                  : Pamekasan, 04 April 1995
Alamat                                   : Potoan Laok Palengaan Pamekasan
Hobi                                        : Exsperimen
Cita-cita                                  : Ingin Menjadi Exsperimen


25
 
 
Nama                                       : Moh Symsuri
Tetala                                                  : Pontianak, 10 Agustus 1993
Alamat                                   : Retok Majau Sebangki Pontianak
Hobi                                        : Melukis
Cita-cita                                  : Ingin Menjadi Sineman


26
 
 
Nama                                       :  Ach. Fahrurrozi
Tetala                                                  : Probolinggo, 02-10-1995
Alamat                                   : Sumber Duren Krucil Probolinggo
Hobi                                        : Membaca
Cita-cita                                  : Menjadi Penda’i












Catatan

0 komentar:

Posting Komentar